DBD Turun Signifikan, Dinkes Sebut Wolbachia Sukses di Yogyakarta

Penyebaran telur nyamuk Wolbachia di Kota Yogyakarta sudah dilakukan sejak 2016 lalu.

Antara/Andreas Fitri Atmoko
Petugas menunjukan telur nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia yang akan ditempatkan pada halaman rumah warga di Yogyakarta, Rabu (31/8/2023).
Rep: Silvy Dian Setiawan Red: Fernan Rahadi

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Penyebaran telur nyamuk Wolbachia dikatakan sukses dilakukan di Kota Yogyakarta. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta menuturkan bahwa penyebaran Wolbachia menurunkan kasus demam berdarah dengue (DBD) secara signifikan.

Baca Juga


Hal ini disampaikan menyusul penolakan penyebaran jutaan telur nyamuk Wolbachia oleh warga Bali. Kementerian Kesehatan RI mengatakan bahwa inovasi teknologi Wolbachia ini mampu menurunkan penyebaran DBD.

Kepala Dinkes Kota Yogyakarta, Emma Rahmi Aryani mengatakan, penyebaran telur nyamuk Wolbachia di Kota Yogyakarta sudah dilakukan sejak 2016 lalu. Saat awal intervensi Wolbachia di Kota Yogyakarta, kasus DBD tercatat sebanyak 1.705 kasus.

Jika mengikuti siklus lima tahunan, kata Emma, mestinya kasus DBD pada 2021 meningkat. Namun, kenyataannya kasus DBD di Kota Yogyakarta justru turun signifikan menjadi 92 kasus.

"Dan di tahun 2023 sampai hari ini (21 November 2023), kasus DBD di angka 67 dengan nol angka kematian," kata Emma kepada Republika, Selasa (21/11/2023).

Emma menjelaskan bahwa secara keseluruhan penurunan DBD di Kota Yogyakarta sudah mencapai sekitar 70 persen. Begitu pun dengan proporsi pasien DBD yang dirawat di rumah sakit juga turun signifikan.

"Penurunan hospitalisasi atau rawat inap di rumah sakit mencapai 86 persen," ungkap Emma.

Hingga November 2023 ini, penyebaran telur nyamuk Wolbachia sudah mencapai seluruh wilayah di Kota Yogyakarta. Menurut Emma, tidak ada kendala dalam edukasi maupun sosialisasi dalam penyebaran telur nyamuk Wolbachia di Kota Yogyakarta.

"Kendala relatif tidak ada, justru bersyukur (dengan penyebaran Wolbachia) karena kasus DBD menurun secara signifikan," jelasnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler