Ganjar Minta Wejangan kepada Wapres Boediono Selama di Pemerintahan

Capres Ganjar membanggakan pencapaiannya selama 10 tahun memimpin Jateng.

Republika/Nawir Arsyad Akbar
Calon presiden (capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo bersilaturahim di kediaman Wakil Presiden ke-11 Republik Indonesia Prof Boediono, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (24/11/2023).
Rep: Nawir Arsyad Akbar Red: Erik Purnama Putra

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon presiden (capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo bersilaturahim ke kediaman Wakil Presiden ke-11 RI Prof Boediono. Dalam pertemuan itu, Ganjar menilai, Boediono merupakan sosok yang paham betul terkait ekonomi dan birokrasi.

"Ada tiga pelajaran penting yang diberikan, bagaimana berbanga bernegara itu satu mengurusi kelembagaan yang bagus, mengurusi SDM yang bagus, dan membuat programnya yang juga bagus," ujar Ganjar di kediaman Boediono, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (24/11/2023).

Menurut Ganjar, kalau tiga hal tersebut berjalan dengan baik, maka Indonesia dipastikannya menjadi lebih baik. Dia mengaku, tak salah bersilaturahim ke Boediono, yang notabenenya merupakan mantan menko perekonomian dan gubernur Bank Indonesia.

"Saya ngaji saja sama beliau selama memimpin, selain itu nggak ada. Karena beliau orang yang profesional di bidangnya," ujar Ganjar.

Di samping itu, kunjungannya tersebut bukan dalam rangka dirinya untuk meminta dukungan kepada Boediono. Silaturahim tersebut murni untuk mendengar pengalaman dari Wakil Presiden dari Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu.

"Makanya saya sudah tahu karakter beliau, saya bicara soal yang lebih praktis. Bagaimana leadership, bagaimana memimpin dalam situasi kondisi dunia yang berubah, jadi ilmu-ilmunya itu," ujar Ganjar.

Boediono mengungkapkan, pertemuannya dengan Ganjar membahas pengalamannya selama ini di pemerintahan. Khususnya, ketika menjadi wakil presiden ke-11 Republik Indonesia mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 2009-2014.

"Saya kan selama di pemerintahan, bahkan sejak Orde Baru dulu saya bukan pengambil keputusan, tapi saya ngerti lah sampai informasi. Ya apa yang beliau tanyakan ya saya coba untuk jawab. Ya ekonomi dan pembangunan," ujar Boediono yang bersama Ganjar sama-sama alumni UGM.

Banggakan 3 program unggulan...


Ganjar Pranowo mengatakan, banyak rekam jejaknya selama 10 tahun menjadi gubernur Jawa Tengah yang pembangunannya masih terasa sampai saat ini. Namun, ada tiga program unggulannya yang dibanggakan selama masa kerjanya itu.

Pertama, adalah nilai integritas aparatur sipil negara (ASN) yang meningkat selama 10 tahun kepemimpinannya. Pasalnya, ASN adalah pelayan masyarakat yang harus dijaga integritasnya.

"Itu kebanggan saya yang sampai hari ini saya berterima kasih sama kawan-kawan saya menjaga integritas itu," ujar Ganjar dalam acara Indonesia Millenial and Gen Z Summit, Jakarta, Jumat .

"Ketika kemudian mereka mendapatkan gratifikasi mereka dengan sangat bilang 'Maaf terima kasih, tidak'. Beda kemudian dengan orang yang malah mencari," ucap Ganjar.

Kedua adalah dibangunnya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Jateng, khusus untuk keluarga miskin. Menurut dia, SMK gratis tersebut ditujukan untuk masyarakat miskin yang siap bekerja setelah lulus.

"Semua dibiayin dari Pemprov (Jateng) dan kemudian mereka tahun keempat hampir 100 persen sekolah, kerja, membantu orang tuanya. Ini yang kemudian kita dorong," ujar Ganjar.

Terakhir, adalah hadirnya Bank Inovasi untuk setiap generasi. Beberapa inovasi tersebut disampaikan untuk mewujudkan pelayanan publik yang semakin baik selama masa pemerintahannya di Jawa Tengah.

Kini saat menjadi capres, Ganjar memperkenalkan program unggulannya yang disingkat sebagai Gaspol untuk mewujudkan Indonesia Unggul. Secara khusus ia menjelaskan kepanjangan dari "S" yang maksudnya adalah sikat korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) di Indonesia.

Pertama, ia menjelaskan kepanjangan dari "GA" yang merupakan gandakan anggaran untuk berbagai kebijakan. Anggaran dapat meningkat lewat pajak yang sederhana mekanismenya, mudah pelaporannya, dan otomatis restitusinya.

Terakhir adalah "POL" yang merupakan kepanjangan dari poles birokrasi dengan digitalisasi. Pemolesan birokrasi dapat terealisasi dengan Satu Data Indonesia dan key performance indicator (KPI) based cabinet yang transparan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler