Hati-hati Konsumsi yang Haram, Ini 5 Dampaknya Menurut Alquran dan Hadits
Islam melarang konsumsi segala perkara yang haram
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Islam memerintahkan umatnya untuk selalu mengkonsumsi makanan yang baik dan halal. Perintah ini sangat jelas disebutkan dalam Alquran dan hadits.
Di antara dalil hadits yang menyebutkan bahaya mengkonsumsi makanan haram Misalnya hadits Nabi Muhammad SAW berikut:
كُلُّ لَحْمٍ نَبَتَ مِنْ حَرَامٍ فَالنَّارُ اَوْلٰى بِهٖ “Setiap tubuh yang tumbuh dari (makanan) yang haram, maka api neraka lebih utama baginya (lebih layak membakarnya).” (HR At-Thabrani).
Hadits ini mengisyaratkan bahwa, makanan adalah sumber dari segala sumber bagaimana manusia bisa tumbuh dan berkembang. Maka jagalah makanan itu dari hal-hal yang tidak baik dan haram.
Karena apabila kita mengkonsumsi makanan yang haram, maka bisa jadi penyebab lahirnya watak dan prilaku yang mengarah pada siksa api neraka.
Rizem Aizid dalam bukunya “Para Musuh Allah, Golongan Manusia yang Menjadi Musuh Allah di Akhirat,” menyebutkan, makanan haram menimbulkan dampak buruk bagi orang yang memakannya. Lalu dampak apa saja yang akan menimpa orang yang gemar memakan makanan haram?
1. Tertolaknya amal Ibadah
Orang yang mengonsumsi makanan haram amal ibadahnya tidak diterima oleh Allah SWT. Bisa Anda bayangkan, bagaimana kalau amal ibadah seseorang ditolak oleh-Nya?
Semua ibadahnya akan percuma. Sedekah yang ia keluarkan bernilai sia-sia. Shalatnya pun hanya tinggal gerakannya saja, tanpa ada pahalanya.
Ketika Saad bin Abi Waqgash meminta nasihat Rasulullah SAW supaya doa-doanya dikabulkan, Rasulullah SAW bersabda:
يا سعدُ، أَطِبْ مَطْعَمَكَ تَكُنْ مُستَجابَ الدَّعوةِ، والَّذي نفْسُ مُحمَّدٍ بيدِهِ, إنَّ العبدَ لَيَقذِفُ اللُّقمةَ الحرامَ في جَوفِهِ ما يُتقبَّلُ منه عملٌ أربعينَ يومًا, وأيُّما عبدٍ نَبَتَ لحمُهُ مِن سُحْتٍ, فالنَّارُ أَوْلى به
"Wahai Saad, perbaikilah makananmu (makanlah makanan yang halal), niscaya engkau akan menjadi orang yang selalu dikabulkan doanya. Dan, demi jiwaku yang ada di tangan-Nya, sungguh jika ada seseorang yang memasukkan makanan haram ke perutnya, maka tidak akan diterima amalnya selama 40 hari. Dan, seorang hamba yang dagingnya tumbuh dari hasil menipu dan riba maka neraka lebih layak untuknya." (HR Thabrani).
Sungguh menyedihkan. Muslim yang memakan makanan haram amal ibadahnya tidak akan diterima selama 40 hari. Padahal, setiap detik manusia senantiasa dibayangi perbuatan salah dan lupa sehingga, untuk mengimbanginya, manusia perlu mendekatkan diri kepada Allah SW melalui amal ibadah.
Apabila amal ibadah seorang Muslim sudah tidak diterima, sudah pasti dosa-dosanya akan terus menumpuk.
Karena alasan itulah, tidak mengherankan apabila Allah SWT sampai memusuhi Muslim yang menjual manusia lalu memakan hasilnya.
2. Terabaikannya doa
Dampak buruk kedua dari memakan makanan haram adalah tidak dikabulkannya doa pelakunya oleh Allah SWT.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ اللهَ طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّباً، وَإِنَّ اللهَ أَمَرَ المُؤْمِنِيْنَ بِمَا أَمَرَ بِهِ المُرْسَلِيْنَ فَقَالَ {يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوْا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا} وَقَالَ تَعَالَى {يَا أَيُّهَا الذِّيْنَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ} ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيْلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ: يَا رَبِّ يَا رَبِّ، وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ ومشربه حرام وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِيَ بِالحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لَهُ.رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Sesungguhnya Allah Ta’ala itu baik (thayyib), tidak menerima kecuali yang baik (thayyib). Dan sesungguhnya Allah memerintahkan kepada kaum mukminin seperti apa yang diperintahkan kepada para Rasul. Allah Ta’ala berfirman, ‘Wahai para rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal saleh.’ (QS Al-Mu’minun: 51).
Baca juga: Syekh Isa, Relawan Daarul Quran di Gaza Syahid Sekeluarga dan Kisah Putri Dambaannya
Dan Allah Ta’ala berfirman, ‘Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah dari rezeki yang baik yang Kami berikan kepadamu.’ (QS Al-Baqarah: 172). Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan seseorang yang lama bepergian, rambutnya kusut, berdebu, dan menengadahkan kedua tangannya ke langit, lantas berkata, ‘Wahai Rabbku, wahai Rabbku.’ Padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan ia dikenyangkan dari yang haram, bagaimana mungkin doanya bisa terkabul.” (HR Muslim)
Tidak hanya bagi...
Tidak hanya bagi Muslim yang gemar memakan makanan haram, bagi Muslim yang gemar melakukan maksiat serta meminum minuman haram pun doanya tidak akan dikabulkan Allah SWT. Hanya amal saleh yang menjadi penyebab terangkat dan diterimanya doa.
Doa merupakan perkataan baik. Perkataan baik akan diangkat ke hadapan Allah SWT. Untuk itu, diperlukan amal shalih untuk mengangkatnya. Allah SWT berfirman:
مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْعِزَّةَ فَلِلَّهِ الْعِزَّةُ جَمِيعًا ۚ إِلَيْهِ يَصْعَدُ الْكَلِمُ الطَّيِّبُ وَالْعَمَلُ الصَّالِحُ يَرْفَعُهُ ۚ وَالَّذِينَ يَمْكُرُونَ السَّيِّئَاتِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ ۖ وَمَكْرُ أُولَٰئِكَ هُوَ يَبُورُ
"Barang siapa menghendaki kemuliaan maka bagi Allahlah kemuliaan itu semua. Kepada-Nyalah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang shalih dinaikkan-Nya. Dan, orang-orang yang merencanakan kejahatan bagi mereka azab yang keras. Dan, rencana jahat mereka akan hancur." (QS Fatir ayat 10).
Demikianlah, doa dan amal kebaikan saling berhubungan. Maka, bagaimana doa Anda akan terangkat jika amal shalih Anda sudah ditolak? Sungguh, yang demikian itu merupakan suatu kerugian yang nyata.
3. Terkikisnya iman
Dampak buruk ketiga dari memakan harta yang diperoleh dengan cara bathil adalah terkikisnya iman. Artinya, semakin sering seorang Muslim memakan makanan haram, baik haram zatnya maupun cara memperolehnya, akan semakin cepat pula imannya terkikis. Mengenai dampak buruk yang ketiga ini, Rasulullah SAW bersabda:
ولا يشربُ الخمرَ حين يشربُها وهو مؤمنٌ
"Tidaklah peminum khamar, ketika ia meminum khamar, termasuk seorang mukmin." (HR Bukhari dan Muslim).
Kemaksiatan dan dosa akan mengiringi langkah setiap orang yang tidak memiliki keimanan kepada Allah SWT. Dan, Muslim yang tidak mukmin (tidak memiliki keimanan) tidak termasuk golongan yang dimuliakan Allah SWT, yaitu Muslim yang kaffah. Alih-alih dimuliakan, Muslim yang tidak mukmin justru akan dihinakan. Na'udzubillah.
4. Dicampakkan ke neraka
Memakan makanan haram akan mengakibatkan pelakunya dicampakkan ke neraka yang penuh kehinaan dan penyiksaan. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah SAW:
كُلُّ لَحْمٍ نَبَتَ مِنْ حَرَامٍ فَالنَّارُ اَوْلٰى بِهٖ
"Tidaklah tumbuh daging dari makanan haram, kecuali neraka lebih utama untuknya." (HR Tirmidzi).
Neraka adalah tempat terburuk yang diciptakan oleh Allah SWT untuk membalas hamba-Nya yang ingkar dan lalai menjalankan perintah-Nya. Bahkan, makanan bagi para penghuninya pun terbuat dari makanan terburuk. Ada beberapa jenis makanan yang khusus disediakan bagi para penghuni neraka.
Baca juga: Sungai Eufrat Mengering Tanda Kiamat, Bagaimana dengan Gunung Emasnya?
Pertama, duri. Para penghuni neraka telah disediakan makanan berupa duri.
Menurut Ibnu Abbas, duri adalah makanan khusus untuk binatang dan bukan untuk manusia. Unta yang memakannya tidak akan pernah kenyang, dan sedikit demi sedikit akan mati karena telah memakannya. Mengenai hal ini, Allah SWT berfirman:
وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ خَاشِعَةٌ عَامِلَةٌ نَاصِبَةٌ تَصْلَىٰ نَارًا حَامِيَةً تُسْقَىٰ مِنْ عَيْنٍ آنِيَةٍ لَيْسَ لَهُمْ طَعَامٌ إِلَّا مِنْ ضَرِيعٍ لَا يُسْمِنُ وَلَا يُغْنِي مِنْ جُوعٍ
"Banyak wajah pada hari itu tunduk terhina, bekerja keras lagi kepayahan, memasuki api yang sangat panas (neraka), diberi minum (dengan air) dari sumber yang sangat panas. Mereka tiada memperoleh makanan selain dari pohon yang berduri, yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar." (QS al-Ghasyiyah [88]: 2-7).
Kedua, pohon zaqqum...
Kedua, pohon zaqqum. Selain duri, para penghuni neraka juga diberi makan berupa pohon zaqqum. Mengenai pohon zaqqum ini, Allah SWT menjelaskan dalam firman-Nya:
أَذَٰلِكَ خَيْرٌ نُزُلًا أَمْ شَجَرَةُ الزَّقُّومِ إِنَّا جَعَلْنَاهَا فِتْنَةً لِلظَّالِمِينَ إِنَّهَا شَجَرَةٌ تَخْرُجُ فِي أَصْلِ الْجَحِيمِ طَلْعُهَا كَأَنَّهُ رُءُوسُ الشَّيَاطِينِ فَإِنَّهُمْ لَآكِلُونَ مِنْهَا فَمَالِئُونَ مِنْهَا الْبُطُونَ
"(Makanan surga) itukah hidangan yang lebih baik ataukah pohon zaqqum. Sesungguhnya, Kami menjadikan pohon zaqqum itu sebagai siksaan bagi orang-orang yang zhalim. Sesungguhnya, pohon zaqqum merupakan sebatang pohon yang keluar dan dasar neraka yang menyala. Mayangnya seperti kepala setan-setan. Maka, sesungguhnya mereka benar-benar memakan sebagian dari buah pohon itu, sehingga mereka memenuhi perutnya dengan buah zaqqum itu." (QS as-Saffat ayat 62-66).
5. Mengeraskan hati
Memakan makanan haram dapat mengeraskan hati pelakunya. Ketika hati sudah keras, tidak akan ada cahaya kebenaran yang terpancar darinya, walau hanya setitik. Hati yang keras akan jauh dari kebenaran Allah SWT.
Karena itu, apabila seseorang sulit menerima kebenaran bisa jadi yang bersangkutan adalah konsumen makanan atau minuman haram.
Demikianlah lima dampak buruk dari memakan makanan haram, atau memakan harta yang diperoleh dengan cara batil. Dan, di akhir zaman, antara makanan halal dan haram sudah hampir tidak bisa dibedakan. Sebab, banyak orang yang sudah tidak peduli dengan status harta yang mereka miliki.
لَيَأْتِيَنَّ عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ لَا يُبَالِي الْمَرْءُ بِمَا أَخَذَ الْمَالَ أَمِنْ حَلَالٍ أَمْ مِنْ حَرَامٍ
"Akan ada suatu zaman, seseorang tidak akan lagi peduli terhadap yang ia ambil apakah itu halal atau haram." (HR Bukhari).
Oleh karena itu, setiap Muslim harus berhati-hati dan memerhatikan betul makanan serta minumannya. Jangan sampai kelalaian memerhatikan makanan dan minuman ini, menyebabkan ada perkara haram dalam dirinya. Sungguh, meminta perlindungan dan pertolongan.