Dolar AS Tertekan Ekspektasi Suku Bunga, Rupiah Berpeluang Menguat
Federal Reserve masih membuka peluang kenaikan suku bunga.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mata uang garuda berpeluang menguat terhadap dolar AS pada hari ini, Senin (27/11/2023). Pada perdagangan sebelumnya, rupiah sempat melemah ke level Rp 15.565 seiring greenback yang menguat 0,08 persen.
Pengamat pasar keuangan, Ariston Tjendra, mengatakan potensi penguatan rupiah sejalan dengan indeks dolar AS yang cenderung melemah. Akhir pekan lalu, indeks dolar AS juga mencatatkan penurunan.
"Indeks dolar AS terlihat bergerak menurun di pembukaan perdagangan pagi ini," kata Ariston.
Menurut Ariston, pergerakan nilai tukar hari ini masih dipengaruhi sentimen suku bunga acuan AS. Perkembangan ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan AS memberikan tekanan ke dolar AS.
Menurunnya data inflasi AS dan tidak solidnya data-data ekonomi AS lainnya membuka ekspektasi pemangkasan di kalangan pelaku pasar. Notulen rapat Bank Sentral AS pekan lalu juga tidak lagi terlalu hawkish.
"Federal Reserve masih membuka peluang kenaikan suku bunga acuan bergantung dari data-data ekonomi terbaru," ujar Ariston.
Pekan ini beragam data ekonomi penting AS akan dirilis seperti data PDB, data indikator inflasi PCE Price Index dan data perumahan. Hasil data ini akan menggerakkan ekspektasi pasar mengenai kebijakan suku bunga acuan AS.
Ariston mengatakan, dolar AS akan bergerak mengikuti ekspektasi pasar mengenai suku bunga acuan. Penguatan rupiah hari ini diproyeksi mencapai kisaran 15.500 dengan potensi resisten di kisaran 15.600.