Dortmund Incar Kemenangan di Markas AC Milan demi Redam Serangan Para Pengkritik
Dortmund baru saja meraih kemenangan atas Borussia Moenchengladbach di Bundesliga.
REPUBLIKA.CO.ID, DORTMUND -- Sebuah duel kelas atas terjadi pada matchday kelima Grup F Liga Champions musim ini. Borussia Dortmund bertamu ke markas AC Milan, di Stadion San Siro, Rabu (29/11/2023) dini hari WIB.
Dortmund baru saja meraih kemenangan atas Borussia Moenchengladbach di Bundesliga Jerman. Sebuah modal berharga bagi Die Borussen sebelum bertandang ke Italia. Namun, secara keseluruhan, sepak terjang Emre Can dan rekan-rekan di liga domestik agak tersendat.
Dortmund dibangun untuk meramaikan persaingan tim papan atas. Dengan mengantongi 24 poin, anak asuh Edin Terzic sudah tertinggal 10 poin dari Bayer Leverkusen di singgasana. Mengingat konsistensi Leverkusen dan Bayern Muenchen, Die Borussen sepertinya bakal kesulitan berjaya di Bundesliga musim ini.
Suara-suara menyudutkan Terzic mulai terdengar nyaring. Beberapa pihak mendorong klub memecat pelatih 41 tahun itu. Kini sang arsitek tim memiliki kesempatan untuk sedikit membungkam para pengkritiknya.
Caranya, dengan mengamankan tiket babak 16 besar Liga Champions sesegera mungkin. Jika Dortmund menang di San Siro, maka Marco Reus dkk sudah pasti lolos ke babak sistem gugur.
"Kami berada di peringkat pertama grup (Liga Champions) yang tidak bisa dianggap remeh," kata CEO Dortmund, Hans-Joachim Watzke, dikutip dari france24.com, Senin (27/11/2023). "Pada Selasa malam (waktu setempat), kami memiliki peluang lolos lebih awal, jika menang. Saya bahkan tak berani memimpikan hal itu, pada saat pengundian. Tapi, itulah kenyataannya."
Sang CEO hanya mau memberikan gambaran apa adanya. Inti dari pernyataannya, yakni situasi Dortmund tidak buruk-buruk amat. Para pengkritik hanya fokus di sisi negatif.
Okelah, pemilik Signal Iduna Park mulai ketinggalan kereta dari Leverkusen dan Muenchen. Namun, liga domestik berlangsung selama 12 pekan. Apa pun bisa terjadi.
Dortmund tetap dikritik meski bisa mengalahkan Newcastle United di Eropa. Bukan karena hasil akhirnya, melainkan cara bermain. Watzke menyebut klubnya terkena serangan media selama berbulan-bulan. Situasi yang belum pernah ia alami, beberapa tahun sebelumnya.
"Saya harus memeriksa ulang setiap pekan bahwa kami tidak berjuang melawan degradasi," kata tokoh kelahiran 21 Juni 1959 itu.