Kutip Ayat Alquran, Rabi Yahudi: Kita Ini adalah Anak Cucu Ibrahim
Rabi Yahudi mengaja umat beragama ciptakan perdamaian
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Direktur Blickle Institute for Interfaith Dialogue dan Beit Midrash untuk Yudaisme dan Kemanusiaan Rabi Yakov Nagen mengajak masyarakat dunia untuk kembali kepada Tuhannya masing-masing demi mewujudkan perdamaian di dunia.
"Kalau kita betul-betul kembali kepada Tuhan, Tuhan ingin kita hidup dengan damai, dan tidak ingin kita hidup dalam kekerasan," katanya saat ditemui di sela-sela gelaran R20 International Summit of Religious Authorities (ISORA) di Jakarta, Senin.
Yakov mengatakan agama adalah sumber dari solusi bukan sumber permasalahan. Untuk itu, dia mengajak kepada masyarakat dunia untuk kembali kepada agama dan bukan meninggalkannya.
Dia menilai konflik antaragama samawi (Islam, Nasrani, dan Yahudi) bukanlah hal yang diinginkan oleh Tuhan. Sebagaimana Dia juga mengutip penggalan ayat Alquran an-Nahl 93 yang berbunyi:
وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَجَعَلَكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً "Dan kalau Allah menghendaki, niscaya Dia menjadikan kamu satu umat (saja)." "Dan kalau kita melihat secara bersama, kita semua adalah anak cucu Ibrahim," ujarnya.
Untuk itu, Yakov kembali mengajak masyarakat dunia untuk kembali kepada keinginan Tuhan yang mengajarkan kedamaian kepada seluruh agama, bukan keinginan para elite.
Dia juga menyampaikan rasa syukurnya karena dapat berpartisipasi dalam gelaran R20 ISORA, terlebih lagi karena diadakan di Indonesia yang memiliki slogan Bhinneka Tunggal Ika.
"Ini membawa tantangan, di mana identitas agama kita berbeda, tapi harus menuju kepada satu kesatuan yang hal ini dipimpin oleh Indonesia. Kami bersyukur, dunia harus tahu soal ini," ujarnya.
Baca juga: Tujuh Kerugian Ekonomi Zionis Israel Akibat Agresinya di Jalur Gaza
Dalam gelaran tersebut, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan Indonesia meyakini bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan hal tersebut tegas dinyatakan dalam konstitusi Indonesia.
Dia menyampaikan Indonesia bersyukur mampu mengikis ego kesukuan, ego keagamaan, dan ego kedaerahan, sehingga mampu mewujudkan Bhinneka Tunggal Ika.
"Unity in diversity. Dimana hal tersebut tidak akan mampu diwujudkan jika tidak didukung ajaran-ajaran agama, tidak akan mampu diwujudkan jika tidak didukung oleh para pemimpin agama, yang mengajarkan cinta Tanah Air adalah bagian dari iman, toleransi terhadap perbedaan-perbedaan adalah bagian dari iman, dan menjaga persatuan juga bagian dari iman," kata Jokowi.