Musim Panen Durian Jadi Berkah Bagi Tenaga Kerja di Lebak

Panen durian tahun ini diprediksi melimpah akibat dampak kemarau.

MUHAMMAD BAGUS KHOIRUNAS/ANTARA
Warga Suku Baduy Luar menunjukan buah durian yang akan dijualnya di Desa Kenekes, Lebak, Banten, Rabu (20/1/2021). Memasuki musim buah durian pada bulan Januari hingga Februari, warga Suku Baduy menjual berbagai jenis buah durian lokal dari kawasan Baduy tersebut dengan harga Rp30-50 ribu per buah.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Panen durian di Kabupaten Lebak, Banten yang saat ini sedang berlangsung menjadi berkah bagi tenaga kerja lokal. Mereka bisa terlibat langsung, mulai dari tenaga penjualan hingga sebagai tenaga pengambilan dari kebun ataupun hutan.
 
"Kami bisa memperkerjakan lima tenaga kerja lokal," kata Anta (45 tahun) seorang penampung durian di Lingkar Selatan Rangkasbitung Kabupaten Lebak, Selasa (28/11/2023).
 
Panen durian di Kabupaten Lebak sejak awal November diperkirakan akan berlangsung sampai Januari 2024. Panen durian tahun ini diprediksi melimpah akibat dampak kemarau.
 
Sentra penghasil durian lokal di Kabupaten Lebak di antaranya Kecamatan Leuwidamar, Muncang, Sobang, Cirinten, Bojongmanik, dan Gunungkencana. Selama musim panen durian banyak pedagang musiman di wilayah Rangkasbitung dan sekitarnya dan mereka para pedagang itu bisa menyerap tenaga kerja lokal antara dua sampai lima orang.

"Kami menampung durian dari petani dengan sistem borongan rata-rata Rp20 ribu per buah. Biasanya dalam sehari bisa menampung 2.000 buah," kata Anta.
 
Dari modal Rp40 juta, Anta bisa meraup keuntungan bersih Rp3,5 juta per hari setelah dipotong menggaji upah lima pekerja yang besarannya variatif. Begitu juga dengan Basit (60), seorang pedagang pengecer di Gang Kibun, Rangkasbitung, Kabupaten Lebak. Dia mengaku mendatangkan durian dari petani Badui di Kecamatan Leuwidamar dengan harga rata-rata Rp30 ribu per buah.
 
Basit menampung durian Badui itu sekitar 500 buah per hari dengan total modal Rp15 juta. Buah durian tersebut dijual ke konsumen dengan harga berkisar Rp40 ribu sampai Rp120 ribu per buah.

Baca Juga


Buah durian dari Badui lebih unggul dengan rasa manis, beraroma, legit , dan buahnya tebal. Kebanyakan pembelinya penumpang yang turun dari angkutan commuter line Jakarta-Rangkasbitung.
 
"Kami selama panen durian bisa menyerap tenaga kerja sebanyak empat orang dan bisa menggaji Rp150 ribu per orang," kata Basit.

Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar mengatakan selama ini komoditas hortikultura jenis durian menjadi andalan ekonomi masyarakat. Bisnis ini menyerap ribuan tenaga kerja mulai petani, tengkulak, pedagang pengecer, buruh panggul hingga transportasi angkutan dan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
 
Produksi buah durian selama musim panen itu bisa memasok ke wilayah Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat. Perputaran uangnya bisa mencapai ratusan juta rupiah per hari.
 
"Kami minta petani dapat meningkatkan mutu dan kualitas buah durian unggul, sehingga bisa bersaing pasar dan menebus ekspor," kata Deni.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler