Wisatawan Padati Permukiman Badui Incar Buah Durian

Durian di permukiman masyarakat Badui melimpah, menyusul tibanya musim panen.

MUHAMMAD BAGUS KHOIRUNAS/ANTARA
Warga suku Badui luar menunjukan buah durian yang akan dijualnya di Desa Kenekes, Lebak, Banten, Rabu (20/1/2021).
Red: Fuji Pratiwi

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Wisatawan memadati permukiman masyarakat Badui di pedalaman Kabupaten Lebak, Provinsi Banten untuk berburu buah durian sambil menikmati panorama alam di daerah ini.

Baca Juga


"Kami datang ke sini bersama rombongan kerja untuk memburu buah durian Badui," kata Chandra, wisatawan warga Depok, Jawa Barat, Ahad (19/11/2023).

Buah durian di kawasan permukiman masyarakat Badui melimpah, menyusul tibanya musim panen sehingga mampu menggerakkan pertumbuhan ekonomi.

Chandra dan teman-teman kerjanya liburan akhir pekan di kawasan permukiman Badui. Selain menikmati panorama alam yang hijau, mereka juga berburu buah durian.

"Saya bersama 10 teman kerja, mereka membeli buah durian masing-masing Rp 400 ribu untuk oleh-oleh," kata Chandra.

Begitu pula Herman, wisatawan dari Kota Bogor mengaku ia ke sini dengan komunitas pecinta sepeda motor gede memburu buah durian di kawasan permukiman masyarakat Badui. Sebab, durian Badui lebih dikenal dengan rasa manis, beraroma khas, legit, dan buahnya tebal.

"Kami merasa menikmati buah durian Badui, karena kualitasnya juga harganya relatif terjangkau dengan kisaran Rp 30 ribu sampai Rp 80 ribu per buah," ungkap Herman.

Jamal, seorang pedagang buah durian di kawasan permukiman Badui mengatakan dirinya pada akhir pekan ini bisa menjual durian sebanyak 500 buah dengan harga rata-rata Rp 30 ribu, sehingga diakumulasikan dapat menghasilkan pendapatan Rp 15 juta. "Kami merasa terbantu dengan musim durian, sehingga dapat meningkatkan ekonomi keluarga," kata Jamal.

Tetua adat Badui yang juga Kepala Desa Kanekes, Kabupaten Lebak Jaro Saija mengatakan saat ini di kawasan permukiman Badui memasuki musim panen buah durian. Bahkan, pada akhir pekan itu ramai para wisatawan memadati balai-balai rumah warga Badui yang menjual buah durian.

Pada musim buah durian tentu hampir semua rumah di permukiman Badui berdagang durian, sehingga dapat mendongkrak pendapatan ekonomi masyarakat setempat. Diperkirakan pada akhir pekan itu bisa menghabiskan buah durian di permukiman Badui sekitar 4.000 buah dengan harga rata-rata Rp 30 ribu dipastikan bisa menghasilkan omzet pendapatan Rp 120 juta.

 

Mereka wisatawan yang memburu buah durian itu dari berbagai daerah mulai wilayah Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat. Selain itu, buah durian Badui dipasok oleh penampung ke Jakarta, Bogor, Bandung, dan Indramayu.

"Kami memperkirakan musim buah durian dipastikan sampai Januari 2024 dan bisa menggulirkan perputaran uang hingga miliaran rupiah," kata Jaro Saija.

 

 

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler