Sang Ayah Disindir Megawati, Kaesang Membela: Ngomong Hina Presiden Ditangkap Nggak?

FX Rudy menyinggung sikap penguasa sekarang dengan istilah Neo Orde Baru Plus.

Republika/Thoudy Badai
Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep usai menyampaikan konferensi pers di kantor DPP PSI, Jakarta, Jumat (24/11/2023). Konferensi pers tersebut membahas tentang strategi pemenangan PSI dalam Pemilu 2024.
Rep: Antara/Nawir Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Ketua PSI, Kaesang Pangarep, membela pemerintahan sang ayah, Presiden Joko Widodo, yang dituding sebagai Neo Orde Baru. Kaesang meyakinkan bahwa pemerintahan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin saat ini berbeda dibandingkan dengan masa Orde Baru.

Baca Juga


"Teman-teman semua saya katakan, di medsos (media sosial) ngomong sesuatu menghina Pak Presiden ditangkap enggak?" tanya putra bungsu Presiden Jokowi itu.

Walaupun demikian, Kaesang menjelaskan kembali bahwa di masa pemerintahan Jokowi-Ma'ruf bukanlah seperti Orde Baru, kecuali seseorang tersebut telah menghina terlalu jauh atau kelewat batas.

"Oke ditangkap ketika menghina terlalu jauh, tetapi apakah sebuah forum diskusi atau apa yang namanya, sampai ada orang yang menangkap atau melakukan seperti itu? Apakah ada? Enggak ada toh?" tanya Kaesang.

Sebelumnya, Megawati mengaku jengkel melihat pemerintahan saat ini yang disebutnya bertindak seperti penguasa zaman orde baru. Kritik itu disampaikan Megawati ketika menghadiri Rapat Koordinasi Nasional Relawan Ganjar-Mahfud di Jakarta, Senin (27/11).

"Mestinya Ibu enggak boleh ngomong gitu, tetapi sudah jengkel. Kenapa? Republik ini penuh dengan pengorbanan tahu tidak. Kenapa sekarang kalian yang pada penguasa itu mau bertindak seperti waktu zaman Orde Baru?" kata Megawati.

Presiden Joko Widodo menyatakan enggan berkomentar soal ucapan Megawati itu. Dijumpai seusai mengikuti acara Gerakan Tanam Pohon Bersama di Hutan Kota Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur, Rabu pagi, Jokowi hanya tersenyum dan mengatakan, "Saya tidak ingin memberi tanggapan."

Ketua DPC Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Solo, FX Hadi Rudyatmo atau FX Rudy, menyinggung sikap penguasa sekarang dengan istilah Neo Orde Baru Plus. Bahkan, ia membandingkan dengan Orde Baru era Soeharto yang dinilainya sedikit lebih baik daripada sekarang ini.

"Kalau Pak Harto masih... (halaman berikutnya)

 

"Kalau Pak Harto masih baik-baik saja cara mengancamnya, tidak seperti sekarang. Intimidasi ya nggak terang-terangan kayak begini, dari institusi perintah ke bawah dan sebagainya nggak seperti itu dulu," ujar FX Rudy kepada wartawan di Jakarta, Rabu (29/11/2023).

Ia sendiri mengaku tak mendapatkan ancaman dari penguasa yang disebutnya sebagai Neo Orde Baru Plus itu. Namun, tokoh senior PDIP itu menyebut adanya kekuasaan yang digunakan secara tidak beretika.

"Neo Orde Baru Plus, ya semua kekuasaan yang dimiliki sekarang ini dipergunakan dengan segala cara yang tidak beretika," ujar FX Rudy.

"Jadi kemarin saya sampaikan 'Ojo Adigang, Adigung, Adiguno' tapi ojo-nya ilang. Jadi adigang, adigung, adiguno artinya berkuasa segala sesuatunya akan saya pergunakan untuk kepentingan diri saya sendiri," katanya.

Slogan "Ojo Adigang, Adigung, Adiguno" sendiri merupakan prinsip dalam pergaulan Jawa. Jika diartikan memiliki arti "Jangan Merasa Paling Kuat", "Jangan Merasa Paling Besar", dan "Jangan Merasa Paling Pandai".

Kendati menyindir pemerintahan, FX Rudi memastikan bahwa Presiden Joko Widodo masihlah kader PDIP. 

PDIP menugaskan Jokowi untuk menjadi presiden. "Bahwa dia ditugasi partai untuk menjadi Presiden, berjuang untuk kesejahteraan rakyat," ujar FX Rudy kepada wartawan di Jakarta, Rabu (29/11/2023). "Masih kader PDI Perjuangan dong, wong dia pernah jadi pengurus DPD," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler