Ikhtiar Transformasi Digital di Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama

Nahdlatul Ulama berkomitmen menghadirkan perguruan tinggi kelas dunia.

Istimewa
Seminar Nasional, Perspektif Nahdlatul Ulama (NU) Terhadap Agenda Bangsa 2024 yang digelar Badan Eksekutif Mahasiswa Perguruan Tinggi NU di Gedung PBNU, Kramat, Jakarta Pusat, Senin (22/8/2022).
Rep: Ronggo Astungkoro Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA — Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) bersama Kementerian Agama (Kemenag) dan Lembaga Pendidikan Tinggi Nadhlatul Ulama (LPT PBNU) menggelar Simposium Nasional Digitalisasi Perguruan Tinggi Nadhlatul Ulama (PTNU). Simposium itu dilakukan dalam rangka meningkatkan kemampuan PTNU dalam menghadapi tantangan digitalisasi. 

Baca Juga


“Melalui simposium ini, kampus-kampus di bawah naungan NU yang berjumlah hampir 300 perguruan tinggi dapat saling bertukar gagasan, pengalaman, dan praktik baik, serta bersama-sama mewujudkan kampus NU yang senantiasa relevan dengan kebutuhan dunia global hari ini,” ucap Mendikbudristek Nadiem Makarim dalam siaran pers, Kamis (30/11/2023). 

Nadiem mengatakan, berkumpulnya para pimpinan dan perwakilan sivitas akademika perguruan tinggi NU se-Indonesia dalam simposium ini merupakan momen penting untuk memperkuat upaya transformasi dunia pendidikan tinggi yang ada di Indonesia. Dia melihat, dunia tengah bergerak dengan cepat seiring perkembangan teknologi, pergeseran demografi, pertumbuhan ekonomi, serta perubahan dinamika sosial dan budaya.

Dia mengungkapkan, perubahan-perubahan itu menuntut seluruh perguruan tinggi di Indonesia untuk mampu beradaptasi. Menurut dia, hal tersebut perlu dilakukan demi lahirnya sumber daya manusia unggul dengan kompetensi yang relevan dengan kebutuhan zaman.

“Alhamdulillah, upaya kampus-kampus di Indonesia, termasuk yang berada di bawah naungan NU, untuk melahirkan lulusan yang unggul dan berdaya saing tinggi tampak semakin nyata berkat terobosan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM),” terang Nadiem. 

 

Lihat halaman berikutnya >>>

 

Hanya dalam waktu empat tahun, kata Nadiem, Kemendikbudristek telah berhasil mengirim 950 ribu lebih mahasiswa Indonesia untuk belajar dan berkarya di luar kampus. Berdasarkan hasil survei yang pihaknya lakukan, para mahasiswa yang telah mengikuti program MBKM memiliki waktu tunggu kerja yang lebih singkat serta gaji pertama yang lebih tinggi dari rata-rata nasional.

Dia turut mengucapkan apresiasi kepada para pimpinan dan seluruh sivitas akademika perguruan tinggi NU yang telah mendorong para mahasiswa mengikuti program Kampus Merdeka. Dia mengaku yakin, para mahasiswa alumni Kampus Merdeka adalah cikal bakal pemimpin masa depan yang akan membawa perubahan besar bagi kemajuan peradaban bangsa. 

“Besar harapan saya agar Simposium Perguruan Tinggi NU se-Indonesia dapat melahirkan rekomendasi dan kerja nyata yang akan mengakselerasi transformasi sistem pendidikan tinggi Indonesia dengan gerakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka,” ujar Nadiem. 

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Menteri Agama Saiful Rahmat Dasuki mengungkapkan aspek yang menjadi perhatian lembaga pendidikan, yaitu persentuhan dengan perkembangan teknologi informasi yang saat ini kecanggihannya tak terbendung. “PTNU harus cepat menyesuaikan. Tidak cukup jika hanya melakukan digitalisasi tanpa merubah pola pikir digitalnya,” terang Saiful Rahmat.

Saiful Rahmat menambahkan, pola pikir digital adalah pola pikir yang memungkinkan seseorang atau organisasi untuk memahami dan memanfaatkan teknologi digital. Lebih dari sekadar kemampuan untuk menggunakan teknologi, pola pikir digital melibatkan sikap, keyakinan, dan cara berpikir yang terbuka terhadap perubahan dan inovasi.

 

Lihat halaman berikutnya >>> 

 

 

“Jika digitalisasi itu ditunjukkan dengan mendigitalkan yang bisa didigitalisasi, seperti digitalisasi absen, digitalisasi buku, digitalisasi laporan, layanan digital dan sebagainya. Tapi pola pikir digital ini lebih fundamental, karena harus memengaruhi pola pikirnya,” kata Saiful Rahmat.

Sementara itu, Ketua Panitia Simposium PTNU Luthfi Hamidi menyebut tujuan utama dari penyelenggaraan kegiatan itu adalah menyatukan tekad seluruh unsur pendidikan tinggi Nahdlatul Ulama untuk semakin berkembang. “Menjadikan perguruan tinggi Nahdlatul Ulama benar-benar sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh bangsa ini untuk membangun peradaban dunia,” jelas dia.

Lebih lanjut, Luthfi melaporkan, 32 rektor perguruan tinggi keagamaan negeri dan perguruan tinggi yang siap menjadi bapak asuh untuk bersama-sama dengan perguruan tinggi NU untuk mengembangkan kualitas mutu pendidikan di wilayah masing-masing.

“Mulai dari Aceh sampai Papua, kemudian juga hadir unsur yang sangat berperan dalam pengembangan PT NU yakni 29 perguruan tinggi Nahdlatul Ulama milik jam'iyah Nahdlatul Ulama yang akan bersinergi. Kemudian hari ini oleh 92 perguruan tinggi Nahdlatul Ulama milik jamaah NU yang juga siap untuk bersinergi dan berkolaborasi,” ujar Luthfi.

Sedangkan, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Pendidikan dan Hukum Muhammad Mukri, mengatakan, digitalisasi kampus adalah salah satu bagian dari revolusi ilmu pengetahuan dan revolusi digital.

"Manajemen digitalisasi akan semakin memudahkan proses pengelolaan kampus yang terintegrasi dengan baik. Data-data bisa diakses oleh pihak manajemen dengan mudah sehingga aspek supervisi bisa dilakukan dengan  baik," kata Muhammad Mukri.

Selanjutnya, CEO PT Garuda Cyber Indonesia Bantuan Aan mengatakan kegiatan itu diikuti oleh ratusan kampus yang berada di bawah PBNU se-Indonesia dengan ribuan peserta. "Mudah-mudahan dari acara ini akan menghasilkan sebuah resume yang baik tentang digitalisasi pendidikan di kampus-kampus yang ada di PBNU," ujar dia.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler