Pemerintah China dan Singapura Sepakati Bebas Visa Mulai 2024
Total warga China yang sedang mengenyam pendidikan di Singapura capai 40 ribu orang.
REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pemerintah China dan Singapura sedang mempersiapkan hal teknis pengaturan bebas visa selama 30 hari bagi masyarakat kedua negara mulai awal 2024.
"Pembebasan visa timbal balik secara penuh antara China dan Singapura akan menjadi kabar baik bagi kedua negara. Kedua belah pihak menantikan implementasi awal dari pengaturan teknis," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Wang Wenbin dalam konferensi pers rutin di Beijing, China pada Kamis (7/12/2023).
China sebelumnya sudah secara sepihak menerapkan bebas visa bagi warga negara Singapura yang masuk China.
"Pertukaran antarmasyarakat yang lebih mendalam antara China dan Singapura bermanfaat bagi kepentingan dasar kedua negara. Kedua belah pihak telah menyepakati pembebasan visa bersama bagi pemegang paspor biasa," kata Wang.
Saat ini, menurut Wang, kementerian-kementerian dari kedua negara sedang menjalin komunikasi mengenai hal-hal spesifik.
Wakil Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong, sekaligus Menteri Keuangan Singapura, sedang mengunjungi kota Tianjin dan Beijing untuk bertemu dengan Wakil Perdana Menteri China Ding Xuexiang.
Ding mengatakan kebijakan bebas visa akan memberikan kenyamanan lebih besar bagi masyarakat kedua negara. Apalagi, total warga China yang sedang mengenyam pendidikan di Singapura mencapai 40 ribu orang.
Kedua belah pihak sedang mengerjakan rincian operasionalnya agar skema tersebut bisa diterapkan awal 2024.