Ekonom: Cadangan Devisa Tingkatkan Daya Tahan Rupiah

Indonesia memiliki cadangan devisa yang sudah cukup baik saat ini.

Republika/Prayogi
Petugas menghitung uang dolar AS.
Red: Ahmad Fikri Noor

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonom makroekonomi dan pasar keuangan Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) Teuku Riefky mengatakan kenaikan cadangan devisa pada November 2023 mendukung peningkatan daya tahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Baca Juga


Cadangan devisa Indonesia pada akhir November 2023 tercatat sebesar 138,1 miliar dolar AS, meningkat dibandingkan dengan posisi pada akhir Oktober 2023 sebesar 133,1 miliar dolar AS.

"Dengan cadangan devisa yang meningkat tentunya akan meningkatkan resiliensi dari nilai tukar kita karena memang juga amunisi kita untuk melakukan intervensi semakin meningkat," kata Teuku di Jakarta, Jumat (8/12/2023).

Posisi cadangan devisa itu setara dengan pembiayaan 6,3 bulan impor atau 6,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Teuku menuturkan Indonesia memiliki cadangan devisa yang sudah cukup baik saat ini, sehingga mendukung ketahanan sektor eksternalnya. Oleh karena itu, lanjut dia, untuk sekarang ini upaya strategis lain untuk meningkatkan cadangan devisa tidak bersifat mendesak.

Namun, menurut Teuku, masih ada beberapa usaha pemerintah yang hasil atau capaiannya masih bisa ditingkatkan seperti devisa hasil ekspor untuk menambah cadangan devisa.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa pemerintah saat ini tengah menyiapkan Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) baru untuk pemberian insentif tambahan bagi para eksportir yang menempatkan devisa hasil ekspor (DHE) di dalam negeri.

"Saat ini kami juga tetap menyiapkan RPP baru untuk memberi insentif yang cakupannya lebih luas, dengan menambah instrumen selain hanya deposito," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers KSSK di Jakarta, Jumat (3/11/2023).

Bendahara Negara menjelaskan sebenarnya berdasarkan aturan yang berlaku saat ini, pemerintah sudah memberikan insentif untuk para eksportir yang menyimpan DHE di dalam negeri dalam bentuk diskon tarif Pajak Penghasilan (PPh). Bahkan ia mengatakan semakin lama DHE ditempatkan di dalam negeri, maka diskon tarif PPh akan semakin besar.

Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan pihaknya sudah mengumpulkan 1,9 miliar dolar AS DHE dari para pengusaha. Angka itu belum maksimal, karena aturan DHE baru efektif November 2023.

Perry menambahkan, pihaknya akan terus mendorong implementasi dari Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 36 Tahun 2023 tentang Devisa Hasil Ekspor dari Kegiatan Pengusahaan, Pengelolaan, dan/atau Pengolahan Sumber Daya Alami agar efektif menjaga stabilitas ketahanan ekonomi Indonesia.

Perry menilai sejauh ini Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA) telah membantu meningkatkan cadangan devisa.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler