BI Jateng Gelar Eduwisata Rupiah di Candi Borobudur
Eduwisata Rupiah ini via edukasi pembayaran nontunai QRIS dan Cinta Rupiah.
REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah menggelar program Eduwisata Rupiah di kawasan Candi Borobudur sebagai salah satu upaya mendukung pengembangan pariwisata di Jateng.
Kepala Perwakilan BI Jateng Rahmat Dwisaputra, dalam pernyataan di Semarang, Kamis (7/12/2023), menyampaikan, Eduwisata Rupiah adalah penggabungan konsep edukasi Rupiah dengan pariwisata Borobudur. Sebagai destinasi super prioritas di Indonesia, kata dia, Candi Borobudur dipilih sebagai lokasi penyelenggaraan program tersebut yang dimulai pada Rabu (6/12) kemarin di Balai Ekonomi Desa (Balkondes) Borobudur.
Ia menjelaskan program Eduwisata Rupiah dilakukan melalui peningkatan pemahaman pembayaran nontunai melalui QRIS dan program Cinta Bangga Paham (CBP) Rupiah di beberapa lokasi di kawasan Candi Borobudur.
"Selain bertujuan menanamkan rasa cinta, bangga dan paham Rupiah secara lebih luas, termasuk penggunaan pembayaran nontunai, program eduwisata ini diharapkan dapat mengakselerasi pertumbuhan pariwisata Jateng," katanya.
Menurut dia, Bank Indonesia terus bersinergi dengan pemerintah daerah dan bank umum untuk meningkatkan pemahaman Rupiah di masyarakat, melalui berbagai upaya, seperti edukasi CBP Rupiah, termasuk pemindaian QRIS pada para pekerja di Jateng. "Sinergi yang telah terjalin tersebut diharapkan akan semakin kuat di tahun 2024, termasuk untuk perluasan volume penggunaan QRIS di tahun 2024," kata Rahmat.
Untuk itu, kata dia, sinergi dengan bank penyedia jasa pembayaran (PJP) QRIS semakin diperlukan dalam menumbuhkan kebiasaan digital di masyarakat. Rangkaian kegiatan Eduwisata Rupiah, antara lain sosialisasi kepada pelaku usaha pariwisata di wilayah Candi Borobudur mengenai uang Rupiah dalam implementasi di kehidupan sehari-hari sehingga dapat dengan mudah disebarluaskan kepada lingkungan sekitar.
Program eduwisata juga dilakukan melalui kerja sama dengan pelaku wisata untuk memasang stiker pada mobil-mobil wisata yang berisi pesan edukasi Rupiah. Upaya lain juga dilakukan melalui pemanfaatan ruangan yang dilengkapi dengan alat peraga pendukung edukasi Rupiah sebagai ruang eksplorasi untuk belajar dan menambah pengetahuan tentang Rupiah.
"Kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan dapat menambah nilai dan mendukung kegiatan pariwisata di Borobudur melalui penyaluran informasi terkini dan berkualitas, terutama informasi tentang uang Rupiah baik tunai maupun nontunai," katanya.