Ikadi: Gerakan Boikot Produk Pendukung Israel Bisa Bertahan Lama
Gerakan boikot manifestasi dari larangan tolong-menolong dalam dosa dan permusuhan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saham perusahaan-perusahaan yang mendukung Israel terus merosot imbas gerakan boikot yang dilakukan masyarakat. Ketua Umum Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) KH. Ahmad Kusyairi mengatakan gerakan boikot terhadap produk-produk yang berafiliasi kepada zionis Israel atau membantu secara langsung Israel adalah manifestasi dari larangan tolong-menolong dalam dosa dan permusuhan.
Ini sebagaimana Firman Allah SWT dalam Alquran surat Al Maidah ayat 2:
ولا تعاونوا على الإثم والعدوان
Artinya: "Janganlah kalian tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan,”.
Kiai Kusyairi berharap gerakan boikot terhadap produk-produk dari perusahaan yang mendukung Israel berpengaruh negatif secara signifikan pada ekonomi Israel sehingga dapat menghentikan serangan brutalnya. Di lain sisi, ia berharap gerakan boikot juga dapat membuat jera para pengusaha yang mendukung Israel sehingga tidak lagi memberikan dukungan terhadap Israel. Dukungan mereka itulah di antaranya yang dipergunakan untuk membunuh secara biadab penduduk Palestina.
“Kalau serangan Israel terhadap Palestina tidak dihentikan, maka gerakan boikot produk-produk yang mendukung Israel oleh kaum muslimin Indonesia ini bisa jadi akan bertahan lama. Tentu saja, kita berharap perang cepat selesai sehingga tidak berdampak lama pada perusahaan-perusahaan yang mendukung Israel, termasuk yang ada di Indonesia,” kata Kiai Ahmad Kusyairi Suhail kepada Republika.co.id, Jumat (8/12/2023).
Kiai Kusyairi menegaskan sikap Ikadi dalam gerakan boikot produk-produk dari perusahaan yang mendukung Israel tersebut berpedoman kepada Fatwa MUI sebagai rumah besar umat Islam. Ia mengatakan para dai Ikadi mensosialisasikan Fatwa MUI melalui pengajian-pengajian dan beragam kegiatan lainnya serta menggunakan berbagai macam media lainnya.
“Karena Ikadi mengganggap apa yang dialami oleh saudara-saudara kita di Gaza Palestina itu, bukan lagi perang, sebab perang itu ada aturan, regulasi dan etika, melainkan benar-benar genosida, tragedi kemanusiaan yang tidak bisa ditolerir, apalagi ini terjadi di zaman peradaban modern. Semoga ini menjadi bagian kontribusi Ikadi, meskipun kecil, untuk dapat menyelamatkan bangsa Palestina dan jalan bagi tercapainya perdamaian dunia, khususnya di Timur Tengah, dan Palestina meraih kemerdekaannya,” katanya.