Starbucks Sepi Akibat Boikot, Investor di Malaysia Direkomendasikan Jual Saham

Anjloknya kunjungan tersebut adalah dampak dari boikot terhadap Starbucks.

AP Photo/Bebeto Matthews
Ilustrasi gerai Starbucks.
Red: Ahmad Fikri Noor

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- RHB Research di Malaysia merekomendasikan jual untuk saham Berjaya Food Bhd. Hal ini diumumkan setelah RHB Research melakukan penelitian di gerai Starbucks yang menunjukkan 30 persen penurunan pengunjung. Dikutip dari New Straits Times pada pekan lalu, anjloknya kunjungan tersebut adalah dampak dari boikot terhadap Starbucks yang terkait konflik Israel-Hamas. 

Baca Juga


Starbucks berkontribusi sebesar 91 persen terhadap pendapatan grup Berjaya Food. RHB mengunjungi sejumlah gerai Starbucks saat jam sibuk dan mencatat adanya penurunan signifikan jumlah kunjungan. Penurunan kunjungan itu terjadi meski pusat perbelanjaan tetap ramai dikunjungi konsumen.

RHB Research menyampaikan dalam catatan terhadap investornya bahwa situasi telah menjadi lebih buruk dari ekspektasi. Hal ini dinilai akan mendorong Starbucks untuk memperkuat strategi promosi yang agresif dan justru akan menekan tingkat keuntungan perusahaan.

RHB pun menurunkan proyeksi harga saham BFood sebesar 24 persen menjadi ke level 46 sen. Pada Rabu (6/12/2023), harga saham BFood masih bertengger di level 59,5 sen.

RHB juga menyoroti momentum boikot sangat menekan perusahaan karena pada akhir tahun seharusnya BFood bisa mendulang keuntungan dari periode liburan. "Outlook kami untuk BFood menjadi lebih hati-hati karena boikot Starbucks Coffee dapat berlangsung lebih lama dari yang kami perkirakan jika tidak ada resolusi jangka pendek terhadap konflik Israel-Hamas," ungkap RHB.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler