Kupu-kupu Dapat Jadi Indikator Perubahan Iklim
Perubahan iklim tentu saja akan mempengaruhi kupu-kupu karena berubahnya suhu dan jumlah curah hujan dapat ikut mengubah pola dan waktu migrasi hewan ini.
DI balik aneka jenis, bentuk maupun warnanya, kupu-kupu memberi manfaat besar bagi lingkungan. Kehadiran kupu-kupu di sekitar kita, tak cuma menambah indahnya panorama, tetapi juga ikut membantu proses penyerbukan secara alami.
Kupu-kupu dewasa menyedot nektar bunga. Seperti yang dilakukan lebah, kupu-kupu ikut mengambil serbuk sari tatkala mereka tengah menyesap nektar bunga.
Begitu mereka selesai dan kemudian pergi menuju bunga lainnya, serbuk sari yang menempel pada belalai pengisap kupu-kupu itu membantu menyerbuki bunga lainnya. Sekitar sepertiga dari makanan yang dikonsumsi umat manusia bergantung pada proses penyerbukan seperti yang dilakukan kupu-kupu.
Selain sebagai penyerbuk, kupu-kupu ikut melakukan kontrol populasi untuk sejumlah tanaman dan bahkan spesies sejumlah serangga dengan memakannya. Pada saat bersamaan, kupu-kupu juga berfungsi sebagai makanan bagi spesies lain.
Sejumlah spesies kupu-kupu memakan buah busuk, bangkai atau kotoran hewan, sehingga ikut membantu membersihkan lingkungan kita dari tumpukan limbah.
Lantaran kupu-kupu sangat sensitif terhadap perubahan ekosistem, para ilmuwan menggunakan populasi kupu-kupu dan perubahan perilaku mereka sebagai indikator perubahan dan masalah lingkungan.
Perubahan iklim tentu saja akan mempengaruhi kupu-kupu karena berubahnya suhu dan jumlah curah hujan dapat ikut mengubah pola dan waktu migrasi hewan ini.
Selain sensitif terhadap perubahan suhu dan pola hujan, kupu-kupu juga sensitif terhadap perusakan habitat (lingkungan alami tempat hidup bagi tumbuhan maupun hewan). Oleh sebab itu, perubahan perilaku kupu-kupu dapat menjadi petunjuk tentang efek hilangnya habitat.***
--