Muhammad Ridho Diyakini Bisa Bawa Perubahan dan Peningkatan Prestasi Panjat Tebing
Jika terpilih, Muhammad Ridho bisa mengakomodasi semua keinginan daerah.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagian besar Pengurus Provinsi Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) menginginkan pengurus baru yang bisa membawa perubahan dan perbaikan di masa depan. Karena itu, dalam Musyawarah Nasional (Munas) FPTI di Hotel Nuanza, Cikarang, 13-14 Desember 2023, nama Muhammad Ridho, mantan Gubernur Provinsi Lampung, diusung untuk menggantikan Yenny Wahid.
Perubahan kinerja Pengurus Pusat FPTI diharapkan benar-benar bisa dirasakan hingga provinsi-provinsi di luar Pulau Jawa.
“Kami inginkan sentuhan pengurus pusat yang baru ini bisa dirasakan di seluruh pengurus daerah. Bukan hanya daerah tertentu,” ujar Ketua Harian Pengprov FPTI Riau, Rudi Fitrianto, Selasa (12/12/2023). “Pembinaan atlet panjat tebing harus merata di seluruh daerah di Indonesia.”
Hal serupa ditegaskan Sekum Pengprov FPTI Sulawesi Tenggara (Sultra) Solihin agar setiap daerah makin bergairah membina atlet dan melahirkan prestasi hingga ke jenjang internasional.
“Apapun kebijakan pengurus pusat harus segera diketahui daerah dengan cepat agar setiap daerah bisa bergerak secara sinergi dan prestasi bisa lebih cepat diperoleh,” jelas Solihin.
Sementara itu, Sekum Pengprov FPTI Sumatera Selatan (Sumsel), Rusman Affandi, mengakui selama ini pengurus pusat tak pernah melakukan kunjungan ke daerah. Padahal, kata Rusman, Sumsel memiliki fasilitas berstandar internasional yang pernah dipakai SEA Games.
Selain itu, lanjut Rusman, PB FPTI nantinya harus membangun iklim pembinaan yang kondusif, harus punya gagasan dan melakukan inventarisasi daerah-daerah yang terus berinovasi demi kemajuan pembinaan atlet.
“Soal kunjungan pengurus besar ke daerah itu mungkin terlihat sepele, tapi itu bisa membuat daerah makin bergairah membina atlet,” ujar Rusman menegaskan.
Ketua Pengprov FPTI Gorontalo, Muhammad Djufryhard yakin, jika terpilih, Muhammad Ridho bisa mengakomodasi semua keinginan daerah.
“Ingat, potensi prestasi atlet panjat tebing itu bukan hanya di Jakarta atau Pulau Jawa. Di luar Jawa pun banyak atlet yang perlu dukungan lebih besar untuk meningkatkan prestasi,” kata Djufryhard menegaskan. “Jadi, intinya, kami tak cuma menginginkan perubahan, tapi perubahan yang bisa memajukan prestasi.”