Prabowo ke Anies: Saya tak Takut tak Punya Jabatan, Mas Anies, Sorry Yee
Kalau rakyat tak suka Prabowo-Gibran, tak usah pilih kami.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Tensi cukup panas tercipta antara capres Prabowo Subianto dengan capres Anies Baswedan dalam forum debat capres perdana di halaman kantor KPU RI Jakarta, Selasa (12/12/2023) malam WIB.
Salah satunya saat Anies menanyakan perasaan Prabowo pascaputusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal perkara yang membolehkan usia di bawah 40 tahun boleh maju dalam kontestasi Pilpres 2024.
Menurut Anies, keputusan MK tersebut dinilai publik bermasalah secara etika. Itu karena ketua MK yang memutus adalah Anwar Usman, paman dari Gibran Rakabuming yang kemudian digaet Prabowo menjadi cawapres.
"Bapak Prabowo daftar ke KPU pascaputusan MK. MKMK setelah itu bilang terjadi pelanggaran berat. Keputusan MK secara etika bermasalah. Bapak punya waktu sampai tgl 13 November 2023 bila ada perubahan. Apa perasaan Bapak ketika ada pelanggaran etika itu?" tanya Anies.
Prabowo pun menanggapi bahwa saat itu dia sudah berkonsultasi dengan pakar hukum di Koalisi Indonesia Maju (KIM). Menurut Prabowo secara hukum keputusan MK tidak masalah.
Itu pun sudah ada tindakan dari MKMK. "Intinya keputusan MK itu final dan tidak dapat diubah. Makanya saya laksanakan," ujar Prabowo.
Prabowo menyebut harusnya Anies memahami fenomena yang terjadi. Menteri Pertahanan itu pun menyerahkan sepenuhnya pilihan Pilpres 2024 nanti kepada rakyat.
"Intinya rakyat yang putuskan, rakyat yang menilai. Kalau rakyat tak suka Prabowo Gibran tak usah pilih kami. Saya tak takut tak punya jabatan, Mas Anies, sorry yee, sorry yeee. Mas Anies, saya tak punya apa-apa. Saya sudah siap mati untuk negara ini," ujar Prabowo.
Anies pun kembali menimpali bahwa keputusan MK yang dapat meloloskan Gibran menjadi cawapres karena adanya fenomena orang dalam. Hal itu, menurut Anies, sudah menjadi budaya di Indonesia saat ini.
"Fenomena ordal (orang dalam) ini menyebalkan. Mau masuk kesebelasan, harus ada ordal. Mau dapat tiket konser harus pakai ordal. Etika luntur ketika fenomena ordal tak hanya di masyarakat, tapi juga di puncak pun terjadi fenomena ordal," kata Anies lagi.