Pembangunan LRT Fase 1B Diminta Perhatikan Integrasi Antarmoda
Stasiun LRT yang berada di daerah pinggiran Jakarta masih perlu perhatian lebih.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perhubungan meminta PT LRT Jakarta dalam pembangunan Fase 1B Velodrome-Manggarai untuk memperhatikan integrasi antar moda hingga data.
Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Arif Anwar mengatakan, LRT Jakarta perlu memperhatikan ketersediaan angkutan pengumpan atau feeder. Hal ini guna memudahkan masyarakat mengakses stasiun yang pada akhirnya dapat meningkatkan jumlah penumpang LRT.
"Kita melihat beberapa proyek LRT masih perlu memperhatikan integrasi antar moda, jadi feeder-nya belum tersedia. Oleh karena itu dalam perencanaan LRT Velodrome-Manggarai, tolong diperhatikan feeder-nya," kata Arif dalam diskusi daring, Selasa (12/12/2023).
Menurut Arif, stasiun-stasiun LRT yang berlokasi di Jakarta sebenarnya sudah cukup baik dalam hal integrasi antar moda. Misalnya, stasiun LRT Cikoko yang terintegrasi dengan stasiun KRL Cawang dan stasiun LRT Dukuh Atas yang terintegrasi dengan stasiun KRL Sudirman.
Namun, kata dia, stasiun-stasiun LRT yang berada di daerah pinggiran Jakarta masih perlu perhatian lebih. Kemudian, Arif juga menggarisbawahi pentingnya integrasi sistem yang meliputi sistem pembayaran, sistem informasi, dan data.
"Dalam sistem pembayaran, DKI sudah punya integrasi pembayaran yang cukup bagus melalui JakLingko. Tentunya kita berharap ini bisa dikembangkan, LRT Velodrome-Manggarai masuk ke sana," ujar Arif.
Sementara mengenai integrasi informasi dan data, Arif mengatakan hal tersebut penting agar Kementerian Perhubungan dapat melakukan analisis untuk kebijakan-kebijakan yang akan datang.
Pada kesempatan yang sama, Arif juga meminta LRT Jakarta memperhatikan pula integrasi layanan termasuk dengan jaringan kereta api yang lain dan integrasi pengelolaan. Arief mengatakan Kementerian Perhubungan bersama Kementerian BUMN dan Kemenko Marves sedang menggodok integrasi jaringan transportasi Jabodetabek. Salah satu yang menjadi perhatian adalah agar seluruh sistem transportasi terintegrasi baik secara fisik, pembayarannya, hingga kelembagaan.
"Salah satu yang jadi poinnya, kan KRL beda manajemennya dengan LRT, MRT. Ini sedang kita kaji apakah harus digabungkan menjadi holding company atau bagaimana. Itu masih kita kaji," ujar Arif.