Tim Psikolog Dampingi Anak Keluarga Korban Bunuh Diri di Malang
Saat ini, anak usia 12 tahun itu ikut di rumah neneknya.
REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Kasus kematian satu keluarga yang diduga bunuh diri di Dusun Boro Bugis RT 03 RW 10, Desa Saptorenggo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, masih terus ditindaklanjuti oleh kepolisian. Termasuk dalam mendampingi kondisi psikis anak korban yang masih hidup, yakni AKE (12 tahun).
Kasatreskrim Polres Malang, AKP Gandha Syah Hidayat mengatakan, pihaknya telah menurunkan tim dari Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) dan tim psikolog pendamping untuk melakukan pendampingan psikologis terhadap anak korban yang masih hidup, AKE (12). Saat ini diketahui AKE tengah ikut di rumah neneknya yang berada 15 kilometer (km) dari tempat kejadian perkara (TKP).
"Masih di daerah Pakis juga," katanya saat dikonfirmasi Republika, Selasa (12/12/2023). Sebelumnya, jajarannya telah melakukan penyelidikan mendalam terkait dugaan bunuh diri satu keluarga di Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, Selasa (12/12/2023).
Akibat kejadian itu tiga orang ditemukan meninggal dunia. Menurut Gandha, peristiwa dugaan bunuh diri terjadi di sebuah rumah kontrakan di Dusun Boro Bugis RT 03 RW 10, Desa Saptorenggo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang.
Ketiga orang ditemukan meninggal, yakni pasangan suami istri WE (44 tahun) dan S (40), serta seorang anak perempuan ARE (12). Adapun kronologi kejadian bermula saat AKE (12), saudara kembar dari korban meninggal ARE, berteriak meminta tolong kepada tetangga korban.
Hal ini karena keluarganya menghilang sementara salah satu kamar di rumahnya tidak bisa dibuka. Mendapati hal tersebut, Galih (38 tahun), salah satu tetangga berinisiatif memeriksa kamar belakang dan berupaya mendobrak pintu dari luar.
Seusai terbuka, didapati bahwa S dan ARE sudah dalam keadaan terbujur kaku terbaring di tempat tidur. Sementara itu, WE diketahui telentang di lantai merintih kesakitan dengan luka pendarahan di pergelangan tangan kiri.
Mengetahui hal tersebut, warga yang berdatangan kemudian membawa WE menuju ke Rumah Sakit Angkatan Udara Dr M Munir Lanud Abd Saleh untuk mendapatkan pertolongan. Namun sesampainya di rumah sakit, korban WE dinyatakan telah meninggal.
Pihaknya yang menerima laporan ini segera mengamankan lokasi dan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Dari pemeriksaan tersebut, diketahui korban S dan WE mengeluarkan busa dan bau menyengat. Sementara itu, tak jauh dari korban terbaring ditemukan gelas dan bungkus obat nyamuk cair.
Pihaknya juga menemukan pesan singkat yang ditulis menggunakan spidol di meja rias dalam kamar. Pesan tersebut berisikan kata-kata yang diduga ditulis oleh WE yang merupakan seorang guru. Pesan tersebut berisi permintaan kepada salah satu anak, AKE, untuk menjada diri baik-baik serta menurut kepada sang nenek.
Menurut Gandha, saat ini petugas masih melakukan penyelidikan terkait motif dari peristiwa tersebut. Langkah tersebut ini terus dilakukan dengan melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi serta tetangga dan keluarga. "Semoga segera bisa terungkap motif dalam peristiwa ini,” kata dia menambahkan.