Alasan Istri di Koja Tinggal Bersama Jasad Suami Serta Anaknya dan tak Minta Tolong
Sang suami, Hamka Rusdi meninggal lebih dahulu dan disusul anaknya AQ.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Polisi menyimpulkan bahwa kasus membusuknya ayah dan anak di Koja, Jakarta Utara bukanlah pembunuhan. Kasus ini murni kematian normal yang diawali dengan meninggalnya sang ayah. Namun, yang jadi pertanyaan mengapa saat sang ayah dan anak meninggal, istri tidak meminta bantuan dan hanya terduduk lemas?
Kapolres Jakarta Utara Kombes Pol Gidion Arif Setyawan mengungkap alasan Nur Hikmah (31 tahun) tidak meminta pertolongan kepada tetangga pada saat suaminya Hamka Rusdi (50 tahun) dan anaknya AQ (10 bulan) meninggal dunia.
Nur Hikmah tak bisa meminta bantuan karena kondisi fisiknya lemas dan mengalami Acute Stress Disorder (ASD). Bahkan, sampai dengan jasad keduanya membusuk di dalam rumah, Nur Hikmah hanya berdiam diri.
"Terhadap saksi yang hidup istrinya atas nama Nur Hikmah pada saat itu memang tidak bisa melakukan upaya-upaya karena kondisi fisik dan psikisnya yang tidak mumpuni untuk melakukan upaya-upaya penyelamatan," kata Gidion kepada awak media di tempat kejadian perkara (TKP) di Koja, Jakarta Utara, Jumat (15/12/2023).
Tragisnya, menurut Gidion, Nur Hikmah terpaksa hidup bersama mayat suami dan anak bungsunya selama delapan hari hingga akhirnya ditemukan oleh tetangga.
Selama delapan hari itu yang bersangkutan barada dalam satu lokasi dengan jasad kedua orang tersayangnya. Karena itu, Gidion berharap masyarakat juga perlu memahami kondisi psikologisnya betapa beratnya kondisi psikisnya.
“Ini perlu Masyarakat untuk memahami kondisi psikologis korban atas nama ibu Nur Hikmah," kata Gidion mengharapkan.
Sementara itu, Dokter Psikolog Forensik Sistrianova mengatakan Nur Hikmah ditemukan dalam kondisi stress akut dan trauma berat. Kemudian berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium, Nur Hikmah mengalami kondisi fisik lemah ketika pertama kali ditemukan. Dari hasil pemeriksaan juga dia kekurangan elektrolit hingga gangguan sel darah merah.
"Didapat keadaan umum yg lemah atau tampak sakit berat dgn hasil pemeriksaan lab yang bermakna sebagai berikut, gangguan elektrolit berupa hiponatremi, hipokalemi, hipoklorenik dan anemia HB 7 miligram di mana dalam kondisi tersebut seseorang tidak dapat melakukan kegiatan apa-apa,” jelas Sistrianova.
Lebih lanjut, menurut Sistrianova, akibat kondisi kesehatan yang buruk dan masalah psikis yang akut tersebut membuat Nur Hikmah tidak dapat meminta pertolongan kepada tetangga ketika mengetahui suami dan anak bungsunya meninggal.
Hanya saja, Sistrianova dan juga pihak kepolisian enggan mengungkapkan apa yang menjadi penyebab Nur Hikmah menderita stres akut. Beruntungya kondisi fisik dan psikis Nur Hikmah langsung ditangani dengan cepat.
“Di mana ada gejala-gejala yang ditampilkan dan ini berlaku biasanya ketika seseorang mengalami suatu peristiwa traumatik dan ini hanya berlangsung seketika pada saat kejadian dan hanya berlangsung sampai 4 minggu ke depan ketika itu berlangsung 4 minggu seterusnya, itu nanti mungkin akan masuk ke PTSD kalau tidak ditangani dengan tepat, terang Sistrianova.