Aisyiyah Duga Maraknya Bunuh Diri dan KDRT Akibat Kerapuhan Nilai Spiritualitas
Keluarga harus jadi tempat menanamkan nilai agama sejak dini.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Aisyiyah, Salmah Orbaniyah, mengatakan fenomena bunuh diri dan kekerasan dalam rumah tangga karena mulai rapuhnya nilai spiritualitas di dalam keluarga. Salmah menyebut masalah di dalam keluarga kerap dimulai dari ketidakharmonisan hubungan suami dengan istri, orang dengan dengan anak dan sebaliknya.
Sehingga ketika ada persoalan, dengan mudah melakukan tindakan kekerasan dan parahnya sampai rela membunuh anggota keluarganya sendiri. "Ini terjadi karena kerapuhan nilai-nilai spiritualitas dan buruknya komunikasi antar anggota keluarga," kata Salmah, kepada Republika.co.id, Jumat (15/12/2023).
Salmah menyebut di era modern saat ini manusia lebih dekat dengan gawai dan sosial media. Hal itu mengakibatkan relasi antaranggota keluarga jadi tidak berjalan dengan baik.
Orang tua jadi punya jarak dengan anaknya sendiri karena tidak menyisihkan waktu bercengkrama dengan anak. Sehingga, ketika ada anggota keluarga mengalami masalah, mereka tidak nyaman bercerita di tengah-tengah keluarga sehingga mencari jalan pintas di luar sana. Seperti nekat bunuh diri.
Selain itu, menurut Salmah, faktor ekonomi juga turut menjadi pemicu persoalan di dalam keluarga. Misalkan di dalam suatu keluarga, yang bekerja adalah istri. Lalu suami yang di rumah untuk mengurus anak-anak.
"Lalu bila penghasilan si istri tidak cukup, atau cemburu, istri sering jadi sasaran kekerasan. Padahal mereka harus saling dukung demi perjalanan rumah tangga mereka jauh dari terpaan masalah," tegas Salmah.
Salmah berfikir agar fenomena bunuh diri, pembunuhan di dalam keluarga ini tidak terjadi lagi, para orang tua harus mengembalikan fungsi keluarga sebagaimana mestinya. Yakni menjadi tempat penanaman nilai-nilai agama sejak dini dan mengajarkan sopan santun serta etika dalam kehidupan sosial. Sehingga setiap anggota keluarga tidak merasa hampa ketika diterpa masalah.
"Jangan lupa, orang tua harus menjadi contoh. Jangan hanya menuntut anak berbuat baik, menuntut anak untuk shalat. Tapi orang tua harus lebih dulu melakukan dan memberi contoh," kata Salmah menambahkan.