Cerita Dinasti, Mahasiswa UIN Korban Laka Bus Handoyo yang Kehilangan Tangannya

Selain sebagian tangan yang diamputasi, kaki Dinasti juga patah akibat kecelakan itu.

Republika/ M Fauzi Ridwan
Keluarga korban PO Handoyo menjenguk di RS Radjak Purwakarta, Sabtu (16/12/2023). Dinasti Aulia Fatimiyah (19 tahun) menjadi salah satu korban kecelakaan bus Handoyo.
Rep: Fauzi Ridwan Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Tatapan mata Suparjo (49 tahun) terlihat kosong, dan wajahnya menunjukkan rasa letih. Kesedihan nampak jelas di wajahnya, kakaknya dan saudaranya yang tengah duduk di pelataran parkir Rumah Sakit Radjak  Purwakarta, Sabtu (16/12/2023) sekitar pukul 12.00 Wib.

Ia bersama saudaranya tidak menyangka Dinasti Aulia Fatimiyah (19 tahun) keponakannya menjadi salah satu korban kecelakaan bus Handoyo yang terguling di interchange kilometer 72/B Tol Cipali, Jumat (15/12/2023) sore. Rasa sedih semakin tidak terbendung ketika mengetahui sebagian tangan keponakannya harus diamputasi.

Seperti diketahui 12 orang penumpang tewas di tempat kejadian. Sedangkan sembilan orang lainnya mengalami luka berat, dan luka ringan. Di Rumah Sakit Radjak terdapat dua pasien yang masih berada di ICU dan menjalani operasi.

Suparjo bercerita Dinasti yang sejak kecil diasuhnya hendak pulang ke rumahnya di Lebak, Banten untuk mengisi waktu libur semester. Keponakannya tersebut masih kuliah di Universitas Islam Negeri (UIN) Solo semester pertama dan sering berkunjung ke rumah neneknya di Magelang.

Ia pun mengantarkan Dinasti ke terminal di Magelang yang akan berangkat menuju ke Lebak, Banten, Jumat (15/12/2023) sekitar pukul 08.00 Wib. Keponakannya menaiki bus Handoyo yang datang dari Yogyakarta bersama tiga orang penumpang lainnya.

"Dapat kabar setengah enam (Jumat) dari ibunya di Banten. Saya langsung menanyakan ke PO Handoyo yang membenarkan ada kejadian kecelakaan bus," ucap dia saat berbincang di pelataran parkir.

Setelah mendapatkan informasi bahwa bus yang dinaiki Dinasti kecelakaan, ia bersama pake, bude dan beberapa orang saudara berjumlah tujuh orang berangkat dari Magelang menuju ke Rumah Sakit Radjak dan tiba Sabtu (16/12/2023) dini hari.

"Pas datang dapat info keponakan sudah di ICU kata orang tuanya tangannya putus sama kaki patah," kata dia.

Ia mendapatkan penjelasan jika kaki keponakannya yang patah dapat dipasang pen. Namun, untuk sebagian tangan kanannya terpaksa harus diamputasi oleh dokter.

"Tadi dioperasi lagi tangannya dan dipasang pen," kata dia yang belum sama sekali istirahat.

Baca Juga


Suparjo mengungkapkan pascaoperasi, apabila kondisi Dinasti membaik maka Senin sudah dapat pulang dan akan dibawa ke Lebak Banten. Ia mengatakan
pihak rumah sakit menjelaskan pemulihan kesehatan Dinasti membutuhkan tiga bulan.

 

"Saya sama yang lain nunggu sampai operasi, setelah itu pulang. Dinasti dijaga sama orangtuanya. Alhamdulillah masih terselamatkan," kata dia.

Suparjo menambahkan pihak PO Handoyo sudah menyatakan siap bertanggung jawab atas kecelakaan bus di interchange kilometer 72/B Tol Cipali.

Ia mendapatkan informasi jika satu keluarga yang naik bus Handoyo dari Magelang meninggal dunia akibat kecelakaan tersebut. Usai bercerita, tiba-tiba Suparjo berkaca-kaca hingga akhirnya menangis karena tak kuasa melihat kondisi keponakannya yang mengalami musibah. 


BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler