Panen Berakhir, Harga Beras di Pasar Mambo Indramayu Masih Tinggi

Salah satu pedagang mengaku kehabisan stok beras medium sejak dua hari lalu.

Republika/Lilis Sri Handayani
(ILUSTRASI) Pedagang beras di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.
Rep: Lilis Sri Handayani Red: Irfan Fitrat

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU — Harga beras yang dijual di Pasar Mambo, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, disebut masih tinggi. Harga beras ini sudah sejak beberapa bulan lalu mengalami kenaikan.

Baca Juga


Seorang pemilik kios beras di Pasar Mambo, Indramayu, H Jana, mengatakan, harga beras mengalami kenaikan disebabkan menurunnya hasil panen pada musim gadu (kemarau) akibat dampak kekeringan. Adapun saat ini, kata dia, panen padi di Kabupaten Indramayu sudah berakhir. 

Menurut dia, petani hanya mau melepas gabah dengan harga yang terbilang tinggi. “Sekarang harga gabah di tingkat petani sudah mencapai Rp 8.800 per kilogram,” kata Jana, saat ditemui Republika di kios berasnya, Senin (18/12/2023).

Jana mengatakan, saat ini harga beras premium di kiosnya berkisar Rp 14 ribu sampai Rp 15 ribu per kilogram, bergantung kualitasnya. Sedangkan beras medium sekitar Rp 12 ribu sampai Rp 13.500 per kilogram. Untuk beras medium di kiosnya, ia mengaku sudah habis sejak beberapa hari lalu. “Stok beras medium kini sedang kosong, sudah habis,” ujar dia. 

Jana terakhir memiliki stok beras medium pada Sabtu (16/12/2023). Beras medium sebanyak satu ton itu disebut habis terjual selama dua hari. Ia mengaku belum memperoleh beras medium lagi dari pemasoknya. “Beras medium lebih banyak yang beli dibandingkan premium karena harganya lebih murah. Jadi, lebih cepat habis,” katanya.

Menurut Jana, pembelian beras medium biasanya menurun ketika ada pembagian beras bantuan pangan dari pemerintah. Namun, kata dia, ada yang mencampurnya dengan beras premium. “Beras bantuannya sih bagus, cuma mereka tetap mencampurnya dengan beras premium. Paling sekilo. Katanya biar lebih enak,” ujar dia.

Salah seorang warga di Kecamatan Indramayu, Kusaeni, mengaku keberatan dengan masih tingginya harga beras ini. Apalagi, ia tidak tergolong sebagai penerima beras bantuan dari pemerintah. Sedangkan untuk membeli beras premium harganya mahal. “Jadi ya selama ini saya beli beras medium, walau kualitasnya jelas beda dengan beras premium,” kata Kusaeni.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler