Xi Jinping Perintahkan Evakuasi dan Penyelamatan Korban Gempa Dilakukan Komprehensif
Hampir 5.000 ribu rumah rusak akibat gempa.
REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Presiden Cina Xi Jinping memerintahkan otoritas berwenang di negaranya agar melakukan operasi pencarian dan penyelamatan para korban gempa di Provinsi Gansu serta Qinghai secara menyeluruh. Gempa berkekuatan 6,2 skala Richter tersebut telah menewaskan sedikitnya 111 jiwa.
“Xi, yang juga menjabat Sekretaris Jenderal Komite Sentral Partai Komunis Cina dan ketua Komisi Militer Pusat, meminta pemerintah setempat untuk menyelamatkan serta merawat orang-orang yang terluka pada waktu yang tepat untuk meminimalkan korban jiwa, dan memantau dengan cermat situasi gempa bumi dan perubahan cuaca untuk mencegah bencana susulan,” tulis kantor berita Cina, Xinhua, dalam laporannya, Selasa (19/12/2023).
Xi juga memerintahkan alokasi pasokan bantuan ke daerah-daerah yang terkena dampak sesegera mungkin. Selain itu, Xi mendesak agar infrastruktur yang rusak seperti listrik, komunikasi, transportasi, dan pemanas, segera diperbaiki.
Sementara itu, China Central Television (CCTV) melaporkan bahwa upaya penyelamatan dan evakuasi para korban terkendala suhu dingin. CCTV menyebut, suhu berada di bawah titik beku di daerah dataran tinggi. Regu penyelamat yang dikerahkan harus turut mewaspadai bencana susulan. CCTV mengatakan lebih dari 1.400 petugas pemadam kebakaran dan personel penyelamat telah dikirim ke zona bencana. Sementara 1.600 lainnya masih siaga.
Beberapa pejabat di Provinsi Gansu mengungkapkan hampir 5.000 ribu rumah rusak akibat gempa. Rekaman video yang ditayangkan CCTV dari salah satu tempat yang paling parah terkena dampak menunjukkan penduduk menghangatkan diri di dekat api. Sementara layanan darurat mendirikan tenda.
CCTV melaporkan, perbekalan termasuk...
CCTV melaporkan, perbekalan termasuk air minum, selimut, kompor, dan mi instan mulai dikirimkan ke daerah-daerah terdampak gempa. CCTV menambahkan bahwa pemerintah pusat sebelumnya telah mengalihkan dana bantuan sebesar 200 juta yuan untuk menjamin keamanan kehidupan dan harta benda masyarakat, serta meminimalkan dampak kerugian akibat bencana gempa.
Tak ada korban WNI
Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) mengatakan belum menerima laporan tentang adanya korban warga negara Indonesia (WNI) akibat gempa berkekuatan 6,2 skala Richter yang melanda provinsi Gansu dan Qinghai, Cina. Sejauh ini setidaknya sudah terdapat 111 korban jiwa yang tercatat pascabencana tersebut.
“KBRI Beijing telah berkoordinasi dengan otoritas setempat dan berkomunikasi dengan komunitas Indonesia di wilayah terdampak. Hingga saat ini tidak terdapat informasi adanya korban WNI,” ungkap Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kemlu RI Judha Nugraha kepada Republika.co.id ketika tentang apakah ada korban WNI akibat gempa di Gansu dan Qinghai, Selasa (19/12/2023).
Dia mengatakan, berdasarkan catatan lapor diri KBRI Beijing, terdapat empat WNI yang menetap di provinsi Gansu dan Qinghai. “KBRI akan terus memantau situasi dan berkoordinasi untuk mengetahui lebih lanjut dampak gempa terhadap para WNI. KBRI telah mengaktifkan nomor hotline darurat WNI di +86 186 1045 5488,” ucap Judha.
Gempa berkekuatan 6.2 skala richter mengguncang Distrik Jisihsan, Linxia Hui, Provinsi Gansu, Cina, Senin (18/12/2023) pukul 23.59 waktu setempat. Komisi Nasional Penanggulangan dan Pencegahan Bencana RRT bersama Kementerian Manajemen Kebencanaan Cina telah mengaktifkan Tanggap Penanggulangan Bencana Tingkat II.