Bukan Sawit Bukan Nikel, Ini Komoditas Jagoan Luhut yang Bisa Buat RI Kuat

Hilirisasi rumput laut pengaruhnya bisa lebih baik dari nikel.

Republika/ Intan Pratiwi
Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menutup gelaran ASEAN-Indo-Pacific Forum (AIPF), Rabu (6/9/2023).
Rep: Intan Pratiwi Red: Fuji Pratiwi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan hilirisasi rumput laut bisa menjadi salah satu kekuatan ekonomi Indonesia. Sebagai negara produsen rumput laut nomor dua terbesar di Indonesia, nilai pemanfaatan rumput laut bisa membuat pertumbuhan ekonomi di atas enam persen.

Baca Juga


"Potensi hilirisasi bukan hanya di tambang. Potensi hilirisasi juga ada di rumput laut. Ini pengaruhnya bisa lebih baik dari nikel," ujar Luhut dalam paparannya, Jumat (22/12/2023).

Luhut menjelaskan, hilirisasi rumput laut bisa diubah menjadi pupuk organik, produk kesehatan dan bioplastik. Sedangkan selama ini Indonesia hanya mengekspor rumput laut mentah, maupun hilirisasi di bagian pangan.

Luhut menjelaskan hingga 2040, potensi pasar hilirisasi rumput laut bisa mencapai 10 miliar dolar AS untuk pupuk organik. Sedangkan untuk bioplastik bisa menyentuh angka 40 miliar dolar AS.

"Selain meningkatkan ekonomi, itu juga bisa mengatasi persoalan sampah plastik, ketahanan pangan juga bisa kita atasi," kata Luhut.

Saat ini, pemerintah sedang menjalankan percontohan di Lombok Timur. Luasan muka laut sebesar 100 hektare nantinya akan menjadi percontohan hilirisasi rumput laut.

"Kita akan ada pilot project di Lombok Timur. 100 heketar dengan teknologi dan monitoring pakai drone, ada fasilitas pengolahan primer juga, dan industrinya kita bangun di sana. Ini bisa kita wujudkan, luas lahannya baru 102 ribu hektar. Kita bisa tingkatkan luasannya jadi 1,2 juta hektare sampai lima tahun kedepan," kata Luhut menjelaskan.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler