Alquran Abadikan Tingkah Laku Yahudi yang Bodoh tapi Berlagak Pintar

Yahudi dengan kebodohannya menolak dakwah para nabi.

republika
Ilustrasi Alquran.Yahudi dengan kebodohannya menolak dakwah para nabi
Rep: Mabruroh Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Satu bangsa yang banyak disebutkan Allah SWT dalam firman-Nya di dalam Alquran adalah bangsa Yahudi. Bangsa yang dilaknat, karena selalu mendurhakai Nabi-nabi yang Allah SWT kirim tanpa putus kepada mereka untuk mengajak mereka beriman. 

Baca Juga


Padahal, Allah SWT menjadikan mereka Bani Israel, keturunan Israil (sebutan untuk Nabi Yaqub) dan ahli kitab. Namun dari 12 nabi yang Allah SWT kirim tanpa putus kepada bangsa Yahudi, tetap saja mereka bangsa pembangkang, sombong, bebal, dan bodoh. 

Nabi Ibrahim, Nabi Ismail, Nabi Ishak, Nabi Ya’qub, Nabi Musa, Nabi Luth, Nabi Daud, Nabi Sulaiman, Nabi Yunus, Nabi Isa, Nabi Yusuf, dan Nabi Muhammad SAW adalah nabi-nabi yang pernah tinggal dan lahir di Palestina. Inilah Palestina juga disebut negeri para anbiya. 

Dengan banyaknya Nabi yang membersamai bangsa Yahudi, harusnya menjadikan mereka bangsa yang salih dan bertakwa, tetapi yang terjadi malah sebaliknya. Mereka justru menjadi bangsa munafik yang memusuhi nabi. 

Mereka bangsa yang mengetahui kebenaran akan kenabian Muhammad SAW sebagai nabi akhiruzaman, tetapi tidak mau membenarkan dan justru memusuhi Muhammad SAW, hanya karena Nabi terakhir yang mereka tunggu-tunggu sebagai penyelamat bukan lahir di tanah para nabi, Palestina.  

Kebodohan dan kesombongan bangsa Yahudi ini juga disebutkan dalam surat Al Araf ayat 137. Yakni saat Allah SWT menyelamatkannya dari kejaran Firaun tetapi mereka justru meminta Nabi Musa membuatkan berhala sehingga Nabi Musa menyebut mereka kaum yang bodoh. 

فَاَ تَوۡا عَلٰى قَوۡمٍ يَّعۡكُفُوۡنَ عَلٰٓى اَصۡنَامٍ لَّهُمۡ‌ ۚ قَالُوۡا يٰمُوۡسَى اجۡعَلْ لَّـنَاۤ اِلٰهًا ككَمَا لَهُمۡ اٰلِهَةٌ‌  ؕ قَالَ اِنَّكُمۡ قَوۡمٌ تَجۡهَلُوۡنَ

“Dan Kami menyeberangkan Bani Israil (melintasi) laut itu (dengan selamat). Ketika mereka sampai kepada suatu kaum yang tetap menyembah berhala, mereka (Bani Israil) berkata, "Wahai Musa! Buatlah untuk kami sebuah tuhan (berhala) sebagaimana Tuhan-Tuhan mereka.” (Musa) menjawab, "Sesungguhnya, kamu adalah kaum yang bodoh." 

Baca juga: Israel Kubur Warga Hidup-Hidup, Alquran Ungkap Perilaku Yahudi kepada Nabi Mereka

Dalam tafsir Kementerian Agama disebutkan bagaimana Allah SWT telah menyelamatkan Bani Israil dari penindasan Firaun dan kaumnya. Allah SWT menyelamatkan mereka dari kejaran Firaun dengan membelah laut, melalui mukjizat tongkat Nabi Musa AS.

Mereka dihadapkan pada situasi yang sulit jika terus lari terhalang oleh laut, sedangkan jika kembali, pedang musuh siap untuk menghunus bani Israil. Pada saat itulah Allah SWT memperlihatkan kekuasaan-Nya dengan memerintahkan Musa memukul tongkatnya ke laut.  

Setelah Nabi Musa dan Bani Israil melewati air laut yang terbelah, belahan itu kembali menyatu dan menenggelamkan Firaun dan pengikutnya dalam gulungan ombak. 

Kisah tenggelamnya Firaun dan bala tentaranya di laut Qulzum disebutkan pula dalam Perjanjian Lama. 

Setelah Musa dan Bani Israil selamat sampai ke seberang laut Qulzum, yaitu daerah sekitar tanah Arab yang terletak di ujung benua Asia di bagian Barat Daya, mereka pun meneruskan perjalanannya. 

Maka sampailah mereka ke suatu negeri yang penduduknya masih menyembah berhala. Melihat keadaan yang demikian, ingatan mereka kembali kepada adat kebiasaan dan kepercayaan nenek-moyang mereka, yang biasa mereka kerjakan bersama-sama dengan Firaun, menyembah binatang, patung, batu, dan sebagainya. Karena itu dengan spontan mereka meminta kepada Nabi Musa untuk dibuatkan berhala.

Seperti itulah bangsa Yahudi, meski Nabi Musa telah menyelamatkannya dari kebengisan Firaun dan bala tentaranya, mereka tetap bodoh dan sombong. Padahal mereka adalah golongan yang rendah dan kurang pengetahuannya.

Baca juga: Sains Buktikan Isyarat Alquran Surat Al-Qiyamah tentang Sidik Jari dan 8 Faktanya 

Hampir tidak ada cerdik cendekiawan berasal dari mereka, semua cendekiawan berasal dari penduduk Mesir asli, turunan bangsawan.

Kebanyakan Bani Israil pada waktu itu hidup sebagai rakyat biasa, pekerja-pekerja kasar, bahkan banyak hidup sebagai budak yang dipaksa membangun piramida dan kuburan raja-raja.

Karena keadaan mereka yang demikian, timbul sifat apatis di antara mereka, tidak ada cita-cita untuk membebaskan diri dari perbudakan Firaun, tidak ada keinginan yang kuat untuk merdeka. 

 

Tidak ada sikap yang tegas dan cita-cita yang kuat itu pada diri mereka, hal ini terlihat pada reaksi, tindak-tanduk dan sikap mereka dalam menerima ajakan Musa, sedikit saja halangan dan kesulitan yang mereka hadapi, dengan spontan mereka menyatakan rasa putus asa kepada Musa, bahkan menyatakan lebih suka hidup diperbudak dan penindasan Firaun.

Sikap Bani Israil terhadap ajakan Nabi Musa, untuk hidup sebagai bangsa yang merdeka tidak berbeda dengan sikap mereka terhadap ajakan Nabi Musa, untuk mengikuti agama yang benar. 

Sekalipun Nabi Musa telah menerangkan dengan baik dan jelas agama tersebut, sehingga mereka memahami dan mengikutinya, namun begitu mereka melihat patung, orang yang menyembah berhala, orang yang memuja dewa-dewa dan segala macam bentuk kemusyrikan, ingatan mereka kembali kepada kepercayaan mereka terdahulu, karena itu mereka dengan spontan meminta kepada Musa, agar dibuatkan berhala untuk sembahan mereka. 

Infografis Alquran Bantah Orang Yahudi akan Jadi Penghuni Surga - (Republika.co.id)   

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler