Smelter Morowali Meledak, Pengamat Soroti Investor China Cenderung Kurangi Safety Cost

Ledakan tungku smelter di PT ITSS Morowali tewaskan 13 pekerja.

Dok IMIP
Situasi terkini bagian pabrik PT ITSS yang mana tungku smelter No. 41 yang terbakar pada Ahad (24/12/2023) pukul 06.15 WITA berhasil dipadamkan oleh Tim Pemadam Kebakaran PT IMIP.
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Antara, Ali Mansur, Iit Septyaningsih

Baca Juga


Pengamat energi UGM Fahmy Radhi menyoroti investor asal China terkait insiden ledakan smelter di Morowali, Sulawesi Tengah (Sulteng). Ia menekankan perlunya pemerintah tegas soal penerapan standar keselamatan internasional (international safety standard) menyusul kecelakaan kerja di pabrik pengolahan nikel PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS), Morowali Industrial Park (IMIP), Sulteng.

"Pemerintah harus memberlakukan standar keselamatan internasional  dengan zero accidents ke seluruh investor, termasuk investor China. Jangan lebih mementingkan masuknya investor smelter dengan mengabaikan safety system," katanya di Jakarta, Selasa (26/12/2023).

Fahmy menilai meledaknya smelter di Morowali makin membuktikan bahwa investor smelter mengabaikan standard keselamatan pertambangan. Padahal, penerapan standard Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) seharusnya mengacu pada standar internasional, bukan standar nasional maupun standar China.

"Investor China biasanya cenderung meminimalisir biaya, termasuk mining safety cost," sebutnya.

Fahmy juga meminta agar secara reguler diadakan audit keselamatan untuk memastikan bahwa sistem keselamatan bekerja sesuai standard yang berlaku.

Kementerian Luar Negeri China telah meminta Kedutaan Besar China di Jakarta untuk mengaktifkan prosedur tanggap darurat seusai kecelakaan kerja yang terjadi di PT ITSS Morowali, Sulteng. Pemerintah China akan tetap menjalin komunikasi yang erat dengan pemerintah Indonesia untuk memastikan semua hal dapat ditangani dengan baik.

"Kami telah menginstruksikan Kedutaan Besar China di Indonesia untuk segera memverifikasi situasi dan menangani kecelakaan tersebut. Kedutaan segera mengaktifkan mekanisme tanggap darurat dan menghubungi pihak terkait untuk berupaya semaksimal mungkin menyelamatkan dan merawat korban luka," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning saat menyampaikan keterangan kepada media di Beijing, China pada Senin kemarin.

Mao Ning menyebut Kementerian Luar Negeri China terus berkoordinasi dengan lembaga pemerintah lainnya serta pemerintah daerah terkait kecelakaan itu. "Kami juga mengistruksikan untuk serta mencari tahu penyebab kecelakaan tersebut. Kedutaan Besar China di Jakarta juga memberikan arahan kepada perusahaan terkait mengenai pengaturan tindak lanjutnya," ucap Mao Ning.


 

 

Diketahui, ledakan di tungku smelter milik PT ITSS di kawasan industri Kabupaten Morowali pada Ahad (24/12/2023) mengakibatkan 13 orang meninggal dunia. Pekerja yang meninggal terdiri atas empat tenaga kerja asing (TKA) asal China dan sembilan tenaga kerja Indonesia (TKI), sementara 39 orang yang mengalami luka-luka atas peristiwa tersebut telah mendapat perawatan intensif. 

Selain itu, sebanyak 29 korban mengalami luka berat, 12 korban mengalami luka sedang, serta lima korban mengalami luka ringan. Kepala Divisi Media Relations Kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) Dedy Kurniawan mengatakan manajemen PT IMIP telah menanggung seluruh biaya perawatan dan perawatan korban pasca kecelakaan, serta santunan bagi keluarga korban. 

Menurut Dedy, tungku smelter No. 41 di lantai 2 yang terbakar, awalnya masih ditutup untuk operasi pemeliharaan. Saat tungku tersebut sedang tidak beroperasi dan dalam proses perbaikan, terdapat sisa slag atau terak dalam tungku yang keluar, lalu bersentuhan dengan barang-barang yang mudah terbakar di lokasi.

Dinding tungku lalu runtuh dan sisa terak besi mengalir keluar sehingga menyebabkan kebakaran. Akibatnya, pekerja yang berada di lokasi mengalami luka-luka hingga korban jiwa.

Polda Sulteng bakal mengusut meledaknya tungku smelter PT ITSS di Kabupaten Morowali, Sulteng dengan membentuk tim khusus. Kemudian dalam penyelidikan ini juga akan melibatkan tim Laboratorium Forensik (Labfor) Polri yang berada di Makassar.

"Saat ini kami juga sudah membentuk tim penanganan penyelidikan terhadap perkara ini bekerjasama melibatkan polda dengan tim laboratorium Makassar," ujar Kapolda Sulteng Irjen Agus Nugroho dalam keterangannya kepada awak media, Senin.

"Korban jiwa sebanyak 35 orang. Dari 35 orang tersebut 13 di antaranya meninggal dunia dan 22 lainnya mengalami luka baik sedang ringan maupun berat," ucap Agus, menambahkan.

 

 

Industri mobil listrik Indonesia. - (Tim Infografis Republika.co.id)

Sebelumnya, pihak Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menegaskan, implementasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sangat krusial dalam mencegah dan menekan angka kecelakaan kerja di sektor industri. “Pelaksanaan K3 harus menjadi prioritas bagi dunia usaha di Indonesia. Kami mengajak dan mendorong kepada sektor industri agar budaya K3 melekat pada setiap individu di perusahaan,” ujar Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arif, Ahad (24/12/2023).

Febri menyampaikan keprihatinan atas kecelakaan kerja yang terjadi di pabrik pengolahan nikel PT ITSS. Dijelaskan, smelter nikel yang meledak itu merupakan salah satu tenant yang beroperasi di Kawasan Indonesia Morowali Industrial Park, Sulteng.

 

“Kami menghaturkan rasa duka cita yang mendalam bagi para keluarga korban. Diharapkan, perusahaan dapat memastikan terpenuhinya hak-hak karyawan yang menjadi korban, baik yang meninggal maupun luka,” kata Febri.

Febri menegaskan, pemerintah termasuk Kemenperin akan mengirim tim ke lokasi. Oleh karena itu, Kemenperin proaktif melakukan koordinasi dengan PT ITSS dan berbagai pihak terkait dalam upaya cepat penanganan kecelakaan kerja tersebut.

 

 


BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler