Apakah Rezeki Hanya yang Halal?
Ada pendapat menyebutkan rezeki terbagi menjadi dua macam.
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Ada dua pandangan umum mengenai hukum rezeki yaitu halal dan haram. Meskipun ada juga hukum syubhat selain haram dan halal. Tetapi di masyarakat yang lebih masyhur dibahas adalah rezeki halal dan haram.
Islam menganjurkan agar mencari rezeki yang halal dan menjauhkan diri dari hal yang haram. Pertanyaannya adalah apakah rezeki hanya yang halal? Karena mencari rezeki yang haram pun sangat sulit.
Irwan Kurniawan dalam bukunya "Mengetuk Pintu Rezeki" mengungkapkan ada perbedaan pendapat mengenai rezeki. Setidaknya ada dua pendapat yakni dari kalangan Asy'ariyyah dan Mu'tazilah. Asy'ariyyah berpandangan rezeki adalah segala sesuatu yang mendatangkan manfaat baik halal maupun haram.
Pendapat tersebut merujuk dari hadis Umar bin Qurrah. Umar pernah berkata kepada Rasulullah saw: "Ya Rasulullah, sesungguhnya Allah menetapkan kesengsaraan bagiku. Dia tidak menghendaki diriku mendapatkan rezeki, kecuali sedikit sekali. Dapatkah kamu memberikan kekayaan kepadaku?"
Rasulullah Saw menjawab "Hai musuh Allah, sesungguhnya Allah memberikan rezeki yang halal kepadamu. Namun alih-alih memilih rezeki yang halal, kamu justru memilih rezeki yang diharamkan Allah".
Dalam hadits ini, Rasulullah menyebut rezeki halal dan haram. Berdasarkan hal tersebut maka rezeki bisa berupa haram dan halal. Berbeda dengan kalangan Mu'tazilah yang hanya memandang bahwa rezeki itu hanya yang halal.
Pendapat tersebut juga berdasarkan sabda Rasulullah Saw: "Sesungguhnya Allah memberikan rezeki yang halal di antara Makhluk-Nya dan tidak membagi rezeki yang haram". Kalangan Mu'tazilah justru mengkritik pandangan kalangan Asy'ariyyah.
Selain itu banyak yang salah mengartikan rezeki hanya sekadar materi. Padahal rezeki juga bisa di luar hal materi seperti sesuatu yang bisa seseorang senang atau lapang.
Dalam Majma' al-Bahrain disebutkan bahwa rezeki terbagi menjadi dua macam rezeki lahiriah dan batiniah. Rezeki lahiriah yaitu berkaitan dengan badan atau berupa materi seperti kekuatan, tenaga dan kesehatan.
Adapun rezeki batiniah yaitu non materi yang berhubungan dengan hati seperti kebahagiaan dan kegembiraan serta ilmu pengetahuan.