Serangan Bom di Kerman Tewaskan 103 Orang, Pemerintah Iran Umumkan Hari Berkabung Nasional

Bom meledak pada acara peringatan kematian Qassem Soleimani.

AP Photo/Mahdi Karbakhsh Ravari
Serangan bom di Kota Kerman, Iran, Kamis (4/1/2024). Sebanyak 103 orang meninggal dunia dalam serangan bom tersebut dan 211 orang lainnya terluka.
Red: Karta Raharja Ucu

REPUBLIKA.CO.ID, KERMAN -- Pemerintah Iran mengumumkan hari berkabung nasional menyusul ledakan oleh serangan teroris di Kota Kerman yang menewaskan 103 orang dan melukai 211 orang, Kamis (4/1/2023). Sementara Provinsi Kerman mengumumkan hari berkabung selama tiga hari akibat ledakan bom tersebut.

Bom meledak pada acara peringatan kematian Qassem Soleimani di kota Kerman, Iran, Kamis atau Rabu (3/1/2023) waktu setempat. Soleimani merupakan mantan komandan Pasukan Quds yang tewas oleh serangan pesawat nirawak (drone) Amerika Serikat (AS) di Irak pada 3 Januari 2020.

Dilansir dari IRNA-OANA, Komisi Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri Parlemen Iran akan mengutus delegasi ke Kerman untuk melakukan inspeksi di berbagai aspek serangan teroris itu. Juru bicara Komisi Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri Parlemen Iran, Abolfazl Amouei, menyatakan serangan tersebut menunjukkan perjuangan syuhada Jenderal Qassem Soleimani dalam melawan terorisme adalah jalan yang tepat dan tegas akan terus dilanjutkan.

Juru bicara Kepolisian Iran mengungkapkan tiga polisi tewas dalam ledakan tersebut. Ketiga polisi tersebut meninggal dunia saat berupaya membantu masyarakat yang menjadi target ledakan Kerman. Sementara di media sosial disebutkan jumlah polisi yang tewas akibat serangan tersebut lebih banyak yakni empat orang.

Dua ledakan terjadi pada saat orang-orang memperingati kematian mendiang panglima Garda Revolusi Islam Iran Jenderal Qassem Soleimani yang terbunuh dalam serangan drone AS di Bagdad, Irak, pada 3 Januari 2020. Soleimani yang berasal dari Provinsi Kerman, dimakamkan di Astana Para Syuhada di di ibu kota provinsi itu.


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler