TikTok Kerahkan 40 Ribu Moderator Pantau FYP Saat Pemilu

TikTok menggaungkan #SalingJaga untuk mencegah penyebaran misinformasi.

Republika/Putra M. Akbar
TikTok menggaungkan #SalingJaga untuk mencegah penyebaran misinformasi.
Rep: Rahma Sulistya Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa feed Untuk Anda (For You Page atau FYP) di TikTok terasa begitu personal? Mengapa saat membukanya, Anda langsung disuguhkan dengan video-video yang seolah dibuat khusus untuk Anda?

Baca Juga


Jawabannya, terletak pada algoritma yang bekerja di balik layar, sistem rekomendasi yang terus mempelajari preferensi pengguna, dan menciptakan pengalaman scrolling yang tak ada habisnya.

Algoritma TikTok bukanlah sekadar mesin acak. Algoritma bekerja bagaikan seorang teman yang memperhatikan setiap klik, like, dan tontonan. Semakin mengenal preferensi pengguna, maka semakin mampu menyuguhkan konten yang sesuai dengan selera Anda.

Meskipun demikian, TikTok mengerahkan 40 ribu moderator keamanan bekerja dengan bantuan teknologi untuk menjaga TikTok agar tetap aman dan memastikan Pedoman Komunitas ditegakkan dengan baik. Apalagi memasuki tahun politik di 2024 ini, TikTok menggaungkan #SalingJaga.

TikTok menjaga pengalaman pengguna TikTok dengan kebijakan dan penegakan aturan, beragam alat keamanan, serta kerja sama dengan pakar. TikTok juga mengajak pengguna berbagi informasi secara cermat, akurat, dan penuh tanggung jawab, untuk membantu mencegah penyebaran misinformasi, disinformasi, dan hoaks.

Lewat keterangan resminya, TikTok memaparkan tiga cara platform-nya menjaga integritas Pemilu.

1. Menghapus konten yang melanggar

“Kami secara proaktif menghapus konten berbahaya dan mengandung misinformasi yang berkaitan dengan proses sipil dan pemilihan umum. Siapa pun dapat melaporkan konten di aplikasi dengan menekan ikon bendera,” ujar TikTok dalam keterangan resminya, Kamis (4/1/2024).

2. Memberikan informasi yang dapat dipercaya

Melalui Pusat Pemilu (Election Hub) dan penandaan konten, TikTok meningkatkan sumber terpercaya agar anggota komunitas tangguh terhadap upaya penyebaran misinformasi, disinformasi, dan hoaks.

 

3. Menjalin kerja sama dengan pemeriksa fakta lokal

TikTok bekerja sama dengan AFP untuk membantu meninjau dan menilai keakuratan konten. TikTok akan mengambil tindakan berdasarkan penilaian mereka.

Jika algoritma sudah mengarah ke konten tertentu dan muncul terus di FYP, pengguna bisa #SalingJaga diri dan komunitas TikTok dengan memanfaatkan serangkaian fitur berikut ini.

1. Tekan tombol "Tidak Tertarik"

TikTok menggunakan algoritma cerdas untuk memahami perilaku pengguna dan menampilkan konten yang relevan. Dengan menggunakan fitur "Tidak Tertarik", algoritma dapat mempelajari jenis konten yang ingin dilihat oleh pengguna di FYP.

Selain membantu membentuk pengalaman FYP yang sesuai dengan preferensi pengguna, fitur ini juga bisa membantu pengguna mengurangi konten yang mengandung hoax, berita palsu, atau misinformasi. Jika Anda menemukan konten yang dianggap sebagai misinformasi atau hoax, jangan ragu untuk menekan tombol "Tidak Tertarik".

2. “Saring Kata Kunci”

TikTok memiliki kebijakan konten yang ketat untuk melarang penyebaran misinformasi. Konten yang terbukti melanggar kebijakan ini akan dihapus dari TikTok. Anda pun juga bisa menggunakan fitur "Saring Kata Kunci" untuk memblokir konten tertentu muncul di FYP.

3. Laporkan konten

TikTok menyediakan fitur pelaporan yang memungkinkan pengguna melaporkan konten  yang melanggar Panduan Komunitas TikTok, termasuk konten yang berpotensi mengandung misinformasi atau hoax. Jika Anda menemukan konten serupa, maka Anda dapat melaporkannya untuk ditinjau lebih lanjut oleh TikTok.

4. Menyegarkan feed FYP di TikTok

 

Dengan memilih fitur "Segarkan Feed For You" di laman pengaturan, FYP Anda akan menampilkan konten seperti saat Anda pertama kali menggunakan TikTok. Fitur ini juga memungkinkan Anda untuk melihat konten baru yang belum pernah dilihat sebelumnya di FYP.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler