Dilanda Kesulitan dan Kekhawatiran? Baca Istighfar Nabi Yunus

Memperbanyak istighfar merupakan salah satu ibadah sunnah.

Republika
Tiga Waktu Disyariatkan Istighfar
Rep: Imas Damayanti Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Memperbanyak istighfar merupakan salah satu ibadah sunnah. Terlebih ketika seorang Muslim kerap dilanda kegelisahan dan kecemasan, bersegeralah membaca istighfar.

Baca Juga


Rasulullah sendiri mengajarkan agar umat Islam senantiasa membaca istighfar sesering mungkin. Hal ini pernah beliau ungkapkan kepada para sahabatnya. Dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda:

أَيْنَ أَنْتَ مِنَ الاِسْتِغْفَارِ يَا حُذَيْفَةُ إِنِّى لأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ كُلَّ يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ

"Aina anta minal istighfar ya Hudzaifahzknni la-astaghfirullaha kulla yaumin miata marrah wa atubu ilaih."

Yang artinya, “Mana istighfarmu, wahai Hudzaifah? Sesungguhnya, aku selalu beristighfar kepada Allah setiap hari sebanyak 100 kali dan aku juga bertaubat kepada-Nya." (HR. Ahmad).

Dalam buku Kumpulan Doa Doa terbitan Kementerian Agama dijelaskan mengenai doa-doa harian. Salah satunya adalah lafadz istighfar Nabi Yunus.

Berikut lafadznya sebagaimana termaktub dalam Surat Al Anbiya ayat 87:

لَّآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنْتَ سُبْحٰنَكَ اِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظّٰلِمِيْنَ.

"La ilâha illâ anta sub-ḫânaka innî kuntu minadh-dhâlimîn."

Yang artinya, "Tidak ada tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau. Sesungguhnya aku termasuk orang-orang zalim."

Kisah Nabi Yunus

Nabi Yunus merupakan salah satu Nabi Allah yang memiliki kesabaran luar biasa. Dalam sejarah Islam, Allah SWT mengutus Nabi Yunus untuk berdakwah di Kota Ninawa. Saat itu penduduk Ninawa bukanlah kaum yang beriman dan gemar menyembah berhala. Maka setiap Nabi Yunus berdakwah, penduduk Ninawa selalu membantah dan tidak ada yang mempercayainya bahkan mengikuti ajarannya.

Akhirnya Nabi Yunus pun kesal dan meninggalkan Kota Ninawa. Ketika hendak meninggalkan Ninawa, Nabi Yunus memohon kepada Allah SWT agar menunjukkan kuasa-Nya dan memberi azab kepada penduduk tersebut. Setelah itu Nabi Yunus pergi dengan menaiki sebuah kapal.

Di tengah laut, tiba-tiba terjadi badai hingga kapal menjadi oleng dan hampir tenggelam karena kelebihan muatan. Nahkoda kapal menyatakan agar kapal tidak tenggelam, maka harus ada seorang penumpang yang diturunkan. Sialnya, Nabi Yunus menjadi yang terpilih dalam undian tersebut sehingga ia harus melompat ke laut.

Nabi Yunus merasa bahwa kejadian tersebut merupakan hukuman dari Allah SWT karena dirinya meninggalkan penduduk Ninawa tanpa perintah-Nya. Kisah ini dibadikan dalam Alquran Surat   Ash Saffat ayat 140-142

اِذْ اَبَقَ اِلَى الْفُلْكِ الْمَشْحُوْنِۙ فَسَاهَمَ فَكَانَ مِنَ الْمُدْحَضِيْنَۚ فَالْتَقَمَهُ الْحُوْتُ وَهُوَ مُلِيْمٌ

"Idza abaqa ilal fulkil mahsyun fasaahama fakaana minal mudhaddhin faltaqamah hatu wa huwa mulim."

Yang artinya, "(Ingatlah) ketika dia (Yunus) berlari ke kapal yang penuh muatan, kemudian dia ikut diundi, maka dia termasuk orang-orang yang kalah (dalam undian). Dia kemudian ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela."

Setelah terjun ke lautan, tak lama tubuh Nabi Yunus ditelan oleh ikan paus. Nabi Yunus kemudian berada di dalam perut ikan paus dalam keadaan gelisah dan kesulitan. Namun karena beliau merupakan orang yang beriman, Nabi Yunus segera mengakui kesalahannya dan mulai beristighfar dan berdoa kepada Allah SWT. Allah kemudian memberikan kesempatan kepada Nabi Yunus sekali lagi dan akhirnya mengeluarkannya dari perut ikan paus.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler