Mahkamah Agung Brasil Putuskan Kembalikan Ednaldo Rodrigues Sebagai Presiden CBF
Brasil sebelumnya terancam dilarang berpartisipasi dalam turnamen internasional.
REPUBLIKA.CO.ID, RIO DE JANEIRO -- Seorang hakim Mahkamah Agung Brasil memutuskan pada Kamis (4/1/2024), presiden konfederasi sepak bola negara itu yang digulingkan harus dikembalikan ke jabatannya. Hakim Gilmar Mendes membatalkan putusan pengadilan Rio de Janeiro tertanggal 7 Desember yang memberhentikan Ednaldo Rodrigues dan semua eksekutifnya dari pekerjaan mereka di Konfederasi Sepak Bola Brasil (CBF), karena ketidakberesan dalam proses pemilihan tahun 2022.
Langkah ini dilakukan empat hari sebelum FIFA dan eksekutif badan sepak bola Amerika Selatan CONMEBOL berkunjung untuk membahas dugaan campur tangan pihak ketiga yang tidak semestinya di CBF. Badan sepak bola dunia tersebut mengancam akan menangguhkan Brasil dari kompetisi internasional karena hal ini.
Kehakiman Brasil mengatakan bahwa ada "risiko kerusakan yang nyata" jika Brasil dilarang berkompetisi di kualifikasi Olimpiade Paris bulan ini karena campur tangan tersebut. Nama pemain harus diserahkan kepada FIFA paling lambat hari Jumat, dan CBF belum mengirimkan daftarnya.
Sepuluh hakim lain dari pengadilan tertinggi Brasil akan menganalisis keputusan awal Mendes untuk keputusan akhir pada tanggal yang akan ditentukan.
Sebelumnya pada Kamis, Jaksa Agung Brasil Paulo Gonet dan Kantor Kejaksaan Agung negara itu secara terbuka menyerukan agar Rodrigues dikembalikan ke jabatannya.
Keputusan Kamis ini mengakhiri periode di mana CBF dipimpin oleh pengawas yang ditunjuk oleh pengadilan, Jose Perdiz, yang bertanggung jawab untuk menyelenggarakan pemilihan baru. Prosesnya sudah berjalan dengan dua kandidat yang mengajukan diri untuk mendapatkan dukungan dari federasi dan klub-klub lokal untuk menggantikan Rodrigues.
Juru bicara Perdiz dan Rodrigues tidak menjawab permintaan komentar dari The Associated Press.
Rodrigues pertama kali menjabat sebagai presiden sementara pada tahun 2021 setelah pendahulunya Rogerio Caboclo diskors karena dugaan pelecehan seksual terhadap seorang staf CBF.
Selama masa jabatannya, Rodrigues melihat pertaruhan politik terbesarnya gagal. Dia berulang kali mengatakan bahwa dia memiliki kesepakatan dengan pelatih Real Madrid, Carlo Ancelotti, untuk mengambil alih Brasil pada bulan Juli. Namun pelatih asal Italia itu mengumumkan pada 29 Desember telah memperpanjang kontraknya dengan Madrid hingga 2026.
Kontrak pelatih sementara Brasil, Fernando Diniz, berakhir beberapa hari sebelum Copa America tahun ini, yang akan digelar di Amerika Serikat. Diniz saat ini membagi tugas sebagai pelatih tim nasional dengan menjadi pelatih juara Copa Libertadores, Fluminense.
Masa jabatan Rodrigues akan berlangsung hingga 2026. Dia adalah presiden CBF lainnya yang menghadapi masalah hukum, meskipun dia tidak terlibat dalam kasus korupsi seperti para pendahulunya Ricardo Teixeira, Jose Maria Marin, dan Marco Polo del Nero.