Apakah Baca Alquran tak Boleh Ada yang Salah Sama Sekali? Begini Penjelasannya

Setiap Muslim dianjurkan memperbanyak baca Alquran.

Antara/Muhammad Iqbal
Sejumlah anak tuna rungu belajar mengaji dengan menggunakan bahasa isyarat di Masjid Al Azhom, Tangerang, Banten, Selasa (3/10/2023). Mereka belajar mengaji dengan menggunakan Mushaf Alquran isyarat dan nantinya diharapkan mampu membaca Alquran dengan lancar.
Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap Muslim yang menjalankan syariat dengan benar pasti termotivasi membaca Alquran. Sebab ibadah satu ini diyakini sebagai jalan mendapatkan pertolongan pada saat yang berat nanti, yaitu kiamat atau hari akhir.

Baca Juga


Nabi Muhammad bersabda:

 

 

 

(عَنْ أَبِي أُمَامَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : اِقْرَؤُوْا القُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ القِيَامَةِ شَفِيْعًا لِأَصْحَابِهِ . (رَوَاهُ مُسْلِمٌ

Dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah SAAW bersabda, “Bacalah Alquran karena pada hari kiamat, ia akan datang sebagai syafaat untuk para pembacanya.” (HR Muslim).

Membaca Alquran merupakan salah satu ibadah yang bisa dilakukan umat Muslim. Konon, ketika kita memutuskan untuk membaca Alquran, kita akan menuai banyak kebaikan dan pahala yang didapat dari setiap hurufnya. Sebagaimana hadis berikut, yang artinya: 

“Siapa yang membaca satu huruf dari kitabullah maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan dengan sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan Alif Laam Miin itu satu huruf, tetapi Alif itu satu huruf dan Laam itu satu huruf dan Miim itu satu huruf.” (HR at-Tirmidzi /2327) 

Namun, bagaimana jika kita belum mahir betul dalam membaca Alquran? Penerapan tartil, pelafalan huruf dan makhraj pun masih belum benar. Bagaimana menyikapi hal tersebut? Berikut penjelasan dari Ahmad Sarwat, Lc MA dalam bukunya Salah Paham Alquran: 

Kita tampaknya lebih sering mendengar adanya perintah membaca Alquran secara sempurna, tartil dan sesuai dengan makharij huruf dan sifatnya. Dan benar bahwa ada ayat yang memerintahkan untuk itu, yaitu :

وَرَتِّلِ ٱلْقُرْءَانَ تَرْتِيلًا

Wa rattilil-qur`āna tartīlā

 

“Dan bacalah Alquran itu dengan tartil.” (QS al-Muzzammil : 4) 

Banyak ulama menjelaskan maksud perintah menartilkan Alquran adalah membaca Alquran berdasarkan tata cara orang Arab, yaitu dengan melafalkan huruf-huruf Alquran sesuai dari tempat keluar yang semestinya atau sesuai makharijul huruf. Juga sesuai dengan sifat-sifatnya, termasuk tajwid dan hukum-hukum bacaan yang berlaku.  

Ayat ini kemudian sering ditafsirkan seakan menutup kesempatan orang yang non-Arab untuk masuk surga. Dari miliaran penduduk Muslim di muka bumi ini, hanya kurang lebih 300 jutaan saja yang menggunakan bahasa Arab. Selebihnya, ada 1.300 juta sisanya yang tidak akan masuk surga, lantaran tidak benar bacaan al-Fatihahnya. 

 

Lihat halaman berikutnya >>>

 

 

Untungnya, kewajiban harus baca Alquran dengan sempurna kemudian diringankan dalam Alquran dalam firman Allah SWt dalam potongan surah al-Muzzamil: 20.

فَٱقْرَءُوا۟ مَا تَيَسَّرَ مِنَ ٱلْقُرْءَانِ

faqra`ụ mā tayassara minal-qur`ān

 “… Karena itu bacalah apa yang mudah dari Alquran… ” 

 

Dengan adanya ayat ini, maka umat Islam sedunia yang belum bisa melafalkan huruf-huruf Arab dengan benar tidak menjadi berdosa atau sah bacaan shalatnya. Karena Allah SWT tidak lagi mengharuskan bacaan Alquran yang sesempurna orang Arab dalam melafalkannya. 

Setiap Muslim dapat terus belajar menyempurnakan dirinya membaca Alquran dengan baik dan benar sesuai kaidah yang ditetapkan ulama. Mereka membaca dan juga memahami dan menghayati setiap makna yang terkandung, sehingga ketika membaca Alquran, mereka memahami kandungan ayat dan juga bertambah keimanan di hatinya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler