Debat Capres Dinilai Jadi Ajang Serang Personal, Presiden Ikut Bereaksi, KPU Bergeming
KPU tidak akan mengubah format debat capres dan cawapres selanjutnya.
REPUBLIKA.CO.ID, oleh Febryan A, Dessy Suciati Saputri, Febrian Fachri
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Hasyim Asy'ari merespons pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang meminta KPU membuat rambu-rambu yang melarang capres ataupun cawapres menyerang personal saat debat Pilpres 2024. Ihwal serangan personal ini mencuat usai Anies Baswedan menyinggung aset tanah Prabowo Subianto dalam debat capres akhir pekan lalu.
Hasyim mengatakan, pihaknya menyelenggarakan debat berlandaskan berbagai macam pertimbangan dan kesepakatan yang dibuat bersama tim sukses pasangan capres-cawapres. Debat terdiri atas enam segmen, yakni segmen pemaparan visi, misi, dan program; segmen menjawab pertanyaan panelis; segmen tanya jawab antarkandidat; serta segmen pernyataan penutup.
Format debat seperti itu, lanjut dia, akan digunakan kembali dalam debat capres-cawapres keempat dan kelima. Pihaknya tidak akan mengubah format debat.
"Kan model atau bentuk debatnya sudah disepakati. Jadi memang modelnya seperti itu. Debat keempat dan kelima pun akan begitu," kata Hasyim ketika ditanya apakah pihaknya akan membuat larangan menyerang personal seperti harapan Jokowi, di Kantor KPU RI, Jakarta Pusat, Selasa (9/1/2024).
Hasyim menambahkan, tugas KPU hanya menyiapkan forum debat. KPU tidak berwenang memberikan penilaian atas strategi dan substansi jawaban para kandidat dalam debat.
"Jadi soal strateginya, soal substansinya itu sepenuhnya menjadi hak dan wewenangnya calon dan juga tim pasangan calon," kata Hasyim.
Dalam debat pilpres ketiga di Istora Senayan, Jakarta, Ahad (7/1/2024), capres Anies menyinggung soal Prabowo mempunyai tanah seluas 340 ribu hektare pada saat separuh prajurit TNI tak punya rumah dinas. Anies dianggap menyerang secara personal kepada Prabowo dengan mengangkat isu kepemilikan lahan 340 ribu hektare tersebut.
Sehari berselang setelah debat capres, Presiden Jokowi menyayangkan para capres saling menyerang personal saat debat capres. Menurutnya, aksi saling serang isu personal itu membuat visi-misi para capres menjadi tak terlihat. Seharusnya, kata dia, para capres saling serang soal visi dan rencana kebijakan.
"Kalau sudah menyerang personal, pribadi yang tidak ada hubungan dengan konteks debat tadi malam mengenai hubungan internasional, mengenai geopolitik, mengenai pertahanan dll, saya kira kurang memberikan pendidikan, kurang mengedukasi masyarakat yang menonton,” ujar Jokowi di Serang, Banten, Senin.
Karena itu, Jokowi berpendapat bahwa format debat perlu diperbaiki agar tidak lagi ada saling serang isu personal. Salah satu caranya dengan melarang para capres menyerang isu personal.
"Debatnya memang perlu diformat lebih baik lagi, Ada rambu-rambu sehingga hidup, saling menyerang ga apa-apa tapi kebijakan, policy, visinya yang diserang, bukan untuk saling menjatuhkan dengan motif-motif personal. Saya kira gak baik dan gak mengedukasi,” kata Jokowi.
Sebagai catatan, debat keempat akan mempertemukan para cawapres pada Ahad, 21 Januari 2024. Salah satu cawapres yang akan beradu gagasan adalah Gibran Rakabuming Raka yang merupakan putra sulung Presiden Jokowi.
Guru Besar Ilmu Politik Universitas Andalas, Asrinaldi, menilai, Presiden Jokowi meminta KPU merombak format debat capres karena jagoannya, Prabowo Subianto banyak mendapatkan serangan dari dua pesaingnya, Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo. Menurut Asrinaldi, sebagai presiden yang merupakan kepala negara dan kepala pemerintahan tidak harus terlibat sampai ingin merombak skema debat yang telah ditentukan KPU.
"Saya melihatnya seperti itu (ingin ubah skema debat karena Prabowo banyak diserang Anies dan Ganjar). Harusnya presiden bisa lebih bijak. Hal seperti ini membuat orang apriori jadinya tidak simpati. Nampak sekali berpihaknya. Harusnya main cantik kalau mau berpihak. Jangan ini itu mau semua cara dilakukan," kata Asrinaldi, kepada Republika, Selasa (9/1/2024).
Asrinaldi tidak sepakat dengan penilaian Presiden Jokowi yang menyebut tiga edisi debat capres minim substansi dan lebih banyak menjadi ajang menyerang pribadi. Menurut Asrinaldi, para capres dan cawapres sudah menampilkan banyak substansi selama debat.
Terutama pada debat capres edisi ketiga di Istora Senayan Jakarta akhir pekan kemarin, yang diserang oleh Anies dan Ganjar kepada Prabowo tidak menyentuh ranah pribadi. Keduanya mempertanyakan kinerja Prabowo yang sudah kurang lebih 4 tahun menjabat sebagai menteri pertahanan.
Anies dan Ganjar kata dia juga mendesak Prabowo menyajikan data yang benar tentang anggaran dan hal teknis lainnya yang dilakukan Kemenhan. Tapi Prabowo menurut Asrinaldi hanya sebatas mengatakan data Anies dan Ganjar keliru. Sedangkan dirinya sendiri tidak menjelaskan mana data yang benar.
"Saya melihat tidak ada yang menyerang pribadi, kepribadian yang diserang itu misalkan sifat, personal dan karakternya yang di gali. Karakter sifat orang. Ini kan tidak, kan kebijakan, sebagai Menhan apa sih yang sudah dibuat, kan tidak menyerang orang," ucap Asrinaldi.
Asrinaldi mengingatkan bahwa esensi dari debat capres adalah debat adu gagasan dan ide untuk membangun bangsa ke depan. Sehingga, adalah hal wajar bila ada salah satu calon yang masih berstatus menteri aktif di pemerintahan yang sedang berjalan ditanyakan banyak hal ketika debat.
Asrinaldi tidak mempersoalkan bila nanti KPU merombak atau tidak format debat. Ia meyakini dari tiga debat capres-cawapres yang sudah terlaksana, publik sudah dapat menarik kesimpulan dan menentukan pilihan.