Nirina Zubir Tantang Semua Capres Selesaikan Kasus Mafia Tanah
Nirina sebut kasus mafia tanah yang dialami keluarganya tidak selesai di era Jokowi.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lewat akun Instagram-nya, aktris Nirina Zubir mengunggah pernyataan bahwa dirinya tidak akan mendukung pasangan calon presiden-wakil presiden (capres-cawapres) mana pun dalam Pemilihan Presiden 2024. Ia juga menyinggung mafia tanah yang tidak bisa selesai di zaman Presiden Joko Widodo.
"Mohon maaf," kata Nirina di Instagram.
Unggahan Nirina itu diberi latar hitam. Lalu, ia menjelaskan makna unggahan tersebut dengan keterangan yang cukup panjang.
"Dengan berat hati, Na menyatakan mundur dari menyuarakan dukungan kepada paslon capres dan cawapres di tahun 2024," kata Nirina yang akrab disapa Na.
Nirina menjabarkan alasannya karena masalah tanah yang sedang dialami keluarganya belum juga ada jalan keluarnya. Menurutnya, itu semakin membuktikan bahwa kasus mafia tanah masih banyak terjadi dan belum teratasi.
Sepanjang masa kampanye yang sudah berjalan, Nirina juga belum melihat adanya komitmen dari capres-cawapres tentang mafia tanah. Nirina juga mengajak para paslon untuk memberikan pembuktian agar masyarakat percaya.
"Sekarang adalah waktunya membuktikan kalau ada yang bisa menyelesaikan masalah ini. Anda mau masyarakat percaya kan? Silahkan bapak-bapak @aniesnaswedan @cakiminow @prabowo @gibran_rakabuming @ganjar_pranowo @mohmahfudmd," kata Nirina yang sempat mengadiri pertemuan para pesohor dengan capres nomor urut 2, Prabowo Subianto pada akhir November 2023.
Nirina juga menandai Presiden Joko Widodo dan menceritakan masalah tanah orang tuanya yang belum juga terselesaikan. Padahal, Jokowi sendiri sudah memberikan instruksi langsung, tetapi malah membuat Nirina bingung.
"PS. Dengan masalah yang Na hadapi ini, Na akan tetap voting. Hanya saja jadi lebih cermat lagi memantau dan berharap ada capres dan cawapres yang mengangkat dan mau menyelesaikan permasalahan ini. Sayang sekali kalau sampai Na nggak menggunakan hak suara Na," ujar Nirina seraya mengajak untuk tidak golput.
Nirina Zubir beserta keluarganya menyatakan bahwa mereka menjadi korban mafia tanah. Mereka menjadi korban penggelapan aset lahan dan bangunan dengan total kerugian diperkirakan mencapai Rp 17 miliar.
Nirina mengatakan, kasus yang dialami keluarganya ini melibatkan pihak terdekat, yakni mantan asisten rumah tangga (ART) di rumahnya bernama Riri Khasmita. Pihaknya menduga proses penggelapan aset itu telah dilakukan Riri sejak 2017 lalu.
Riri meyakinkan ibunda Nirina bahwa surat-surat penting itu telah hilang. Ibunda Nirina kemudian meminta Riri untuk mengurusnya.
Namun, ternyata itu tidak dilakukan Riri. Sebaliknya, Riri justru mengubah nama kepemilikan tanpa sepengetahuan keluarga Nirina.
Total, ada enam aset tanah dan bangunan atas nama ibunda Nirina, Cut Indria Marzuki, yang telah dilakukan perpindahan nama. Rinciannya, dua sertifikat tanah dan empat sertifikat tanah dan bangunan dengan total nilai diperkirakan mencapai Rp 17 miliar.
Nirina mengatakan Riri dibantu tiga orang Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) untuk proses pengalihan nama atas properti yang berada di kawasan Jakarta Barat tersebut. Nirina mengatakan empat dari surat itu sudah digadaikan ke bank, sementara dua surat lainnya sudah dijual.
Uang itu diduga digunakan Riri untuk mengelola bisnis frozen food yang sudah berjalan selama beberapa tahun terakhir ini. Hingga kini, nasib surat-surat tersebut belum jelas kelanjutannya dan penyelesaiannya.
Dalam kolom komentar unggahan Instagram Nirina itu, juga banyak yang bercerita bahwa mereka mengalami hal serupa. Sampai sekarang, mereka mengaku belum ada penyelesaian dari kasus mafia tanah yang dialami.