Gunung Lewotobi Laki-laki Lontarkan Abu Setinggi 1.000 Meter
Pemkab Lewotobi memperpanjang status tanggap darurat bencana hingga 24 Januari.
REPUBLIKA.CO.ID, Flores Timur--Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat lontaran abu vulkanik setinggi kurang lebih 1.000 meter dari atas puncak Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Kolom abu itu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah utara," kata Kepala Balai Pemantau Gunung Api dan Mitigasi Gerakan Tanah Wilayah Nusa Tenggara, Zakarias Ghele Raja di Wulanggitang, Flores Timur, Sabtu (13/1/2024).
Erupsi terjadi pukul 09.29 WITA dan terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 47,3 mm dan durasi sementara kurang lebih delapan menit dua detik. Ia mengingatkan masyarakat untuk menjauhi wilayah yang masuk dalam radius empat kilometer dari pusat erupsi dan sektoral lima kilometer ke arah barat laut-utara dan timur laut.
Wilayah yang masuk sektoral lima kilometer arah barat laut-utara adalah Desa Dulipali, Kecamatan Ile Bura. Sedangkan wilayah yang masuk dalam sektoral lima kilometer arah timur laut adalah Desa Nobo dan Nurabelen, Kecamatan Ile Bura.
Ia berpesan agar masyarakat tidak beraktivitas di luar rumah jika terjadi erupsi disertai hujan abu. Masyarakat juga harus mewaspadai potensi lahar hujan apabila terjadi hujan di atas gunung itu. "Selalu gunakan masker dan pelindung mata," ujarnya.
Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), memperpanjang masa tanggap darurat bencana alam erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kecamatan Wulanggitang hingga 24 Januari 2024.
"Pada tanggal 9 Januari malam terjadi peningkatan erupsi, sehingga atas rekomendasi pos pengamatan gunung api, bupati keluarkan masa tanggap darurat dari tanggal 10 sampai 24 Januari," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Flores Timur Petrus Pedo Maran di Wulanggitang, Flores Timur, Jumat (12/1/2024).
Sejak kenaikan status Gunung Lewotobi Laki-laki dari Waspada (Level II) menjadi Siaga (Level III) pada 1 Januari 2024, pemerintah daerah menetapkan status tanggap darurat bencana hingga tanggal 10 Januari 2024. Namun, status aktivitas gunung kembali naik pada tanggal 9 Januari 2024 pukul 23.00 WITA menjadi Awas atau Level IV, sehingga pemerintah pun memperpanjang masa tanggap darurat bencana erupsi.
Pada masa tanggap darurat bencana ini pemerintah desa telah menetapkan tujuh desa di dua kecamatan sebagai daerah terdampak erupsi. Tiga desa di Kecamatan Ile Bura yakni Desa Dulipali, Nobo, dan Nurabelen. Sedangkan empat desa di Kecamatan Wulanggitang yakni Desa Klatanlo, Hokeng Jaya, Nawokote, dan Boru.
Ia menjelaskan status masa tanggap darurat bencana ini ditetapkan oleh pemerintah daerah, namun penanganan bencana dilakukan oleh semua elemen dari pusat, daerah, dan lembaga non-pemerintah.