Diabetes Erat Kaitannya dengan Penyakit Ginjal Kronis, Bagaimana Pencegahannya?

Penyakit ginjal kronis termasuk silent killer karena tak memunculkan gejala di awal.

republika
Diabetes (ilustrasi). Penyebab utama progresi pada penyakit ginjal kronis pada pengidap diabetes tipe 2 adalah terjadinya inflamasi dan fibrosis pada ginjal.
Rep: Santi Sopia Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyakit ginjal kronis (PGK) diderita oleh sekitar 700 ribu orang di Indonesia, menurut Riset data kesehatan (Riskesdas) 2018. Lebih dari 422 juta orang dewasa di dunia hidup dengan diabetes melitus, dan 40 persen di antaranya akan berkembang mengidap PGK.

Dokter spesialis penyakit dalam konsultan ginjal dan hipertensi, Pringgodigdo Nugroho mengatakan berdasarkan data IHME Global Burden of Disease tahun 2019, PGK juga masuk dalam 10 besar penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Untuk itu, perlu ada penanggulangan dengan meningkatkan kesadaran masyarakat.

"Jadi penting menyadari pengobatan sejak tahap dini," kata dr Pringgodigdo Nugroho dalam acara "Inovasi pengobatan pada pasien PGK dengan diabetes tipe 2 bersama nama PT Bayer Indonesia di Jakarta, Senin (15/1/2024).

Apa itu PGK?
PGK merupakan kondisi hilangnya fungsi ginjal secara bertahap. Jika mengalami PGK, pasien mulai kehilangan fungsi ginjal untuk menyaring kotoran dan kelebihan cairan dari darah, yang kemudian dibuang melalui urine.

Baca Juga


Penyakit yang terjadi pada ginjal awalnya tidak bergejala, sehingga banyak orang yang tidak mengetahui bahwa mereka mengalami gangguan ginjal. Hingga saat ini, masih banyak orang yang belum menyadari bagaimana memelihara kesehatan ginjal, terlebih bagi mereka yang memiliki hipertensi dan diabetes.

PGK merupakan silent killer. Hampir tidak ada gejala yang dirasakan pasien pada stadium awal.

Salah satu faktor risiko yang paling perlu diwaspadai adalah diabetes tipe 2. Data menunjukkan sebesar 23 persen kasus PGK secara global disebabkan oleh diabetes tipe 2.

PGK adalah penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Kondisi ini bisa berujung pada gagal ginjal.

Karena itu, penting untuk melakukan pemeriksaan dini, sehingga PGK bisa ditemukan lebih awal. Denga begitu, penderita bisa mendapat perawatan yang lebih tepat, sehingga tidak mengalami kerusakan ginjal permanen.

Apa penyebab PGK?
Penyebab utama progresi pada PGK pada pengidap diabetes tipe 2 adalah terjadinya inflamasi dan fibrosis pada ginjal. Ketika mengalami fibrosis, artinya ada kegagalan dari respons fungsi penyembuhan dan perbaikan yang ada pada ginjal. Progresi menuju gagal ginjal akan semakin cepat.

"Tiga efek gabungan yang dapat memperburuk PGK adalah faktor metabolik, hemodinamik, serta inflamasi dan fibrosis," kata dr Pringgodigdo.

Sejauh ini, obat-obatan PGK yang sudah ada lebih menargetkan faktor hemodinamik dan metabolik. Karena itu, untuk progresi PGK pada pasien diabetes tipe 2 diperlukan pemeriksaan sejak dini dan pengobatan inovatif yang mampu memperlambat progresi PGK secara langsung yang menargetkan inflamasi dan fibrosis, serta penurunan albumin.

Bagaimana cara mencegah PGK?
Cara mencegah PGK adalah dengan menerapkan pola hidup sehat. Sekitar 30 persen penderita hipertensi berkembang menjadi PGK.

Itu artinya, penting utnuk mengontrol asupan garam dalam pola makan sehari-hari. Olahraga dan mencegah kelebihan berat badan,juga menjadi upaya untuk mencegah PGK.

"Kontrol dan kenali gula darah itu penting, dan tekanan darah harus dkendalikan, diet pada pasien PGK salah satunya diet rendah protein," jelas dr Pringgodigdo.

Apa yang harus dilakukan pasien PGK?
Dokter Pringgodigdo menjelaskan bahwa lebih baik jika PGK terdeteksi sejak dini dan fungsi ginjal masih tinggi. Sebaliknya, apabila tidak diperiksakan, penderita berisiko mengalami gagal ginjal hingga penyakit kardiovaskular, seperti jantung.

"Nanti kalau makin berlanjut, ada tambahan (kondisi pemberat) lagi, makin turun fungsi ginjal, makin komplikasi. Tapi bisa gunakan obat yang bisa menghambat perburukan dari kondiis ginjal," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler