Survei SPIN: Elektabilitas Prabowo-Gibran Tembus 50,9 Persen
Pasangan Ganjar-Mahfud mendapakan 23,5 persen dan Anies-Muhaimin 18,7 persen.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Survei and Polling Indonesia (SPIN), Igor Dirgantara menyampaikan, tingkat elektabilitas pasangan capres-cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, justru melesat, usai debat capres beberapa waktu lalu.
Menurut dia, walau debat ketiga lalu pasangan Prabowo-Gibran banyak disudutkan oleh kubu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD, faktanya masyarakat malah bersimpati. Menurut Igor, elektabilitas Prabowo-Gibran kini melesat sampai ke angka 50,9 persen.
"Elektabilitas Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka 50,9 persen, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD 23,5 persen dan pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar 18,7 persen," kata Igor melalui siaran pers yang diterima Republika.co.id di Jakarta, Senin (15/1/2024).
Igor menyebut, koreksi dukungan tersebut merupakan dampak dari gaya debat Anies yang menyerang Prabowo. Dia melihat, keinginan Anies untuk mendapatkan peningkatan poin dukungan justru memberikan poin kepada Prabowo.
SPIN melakukan survei tersebut dalam kurun waktu 8-14 Januari 2024 dengan melibatkan 2.178 responden di seluruh provinsi di Indonesia. Metode yang digunakan adalah multistage random sampling dengan teknik pengumpulan data, yakni direct interview dengan bantuan kuesioner. Hasilnya, margin of error (MoE) sebesar 2,1 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Dalam surveinya, Igor menekankan, debat capres yang diselenggarakan oleh KPU pada Ahad (7/1/2024), mempengaruhi atau tidak pilihan masyarakat dalam Pilpres 2024. Igor pun menemukan jawaban, mayoritas masyarakat tidak terpengaruh pilihan politiknya setelah menyaksikan debat.
"Tampaknya acara tersebut hanya berpengaruh kepada 20,8 persen publik saja. Mayoritas publik atau 72,9 persen mengaku acara tersebut tidak memengaruhi pilihan mereka terhadap masing-masing capres," ujarnya.
Igor menilai, debat capres tidak menjadi referensi bagi masyarakat untuk menentukan pilihannya. Dia juga menanyakan kepada responden apakah mereka tertarik dengan debat ketiga yang dijalankan oleh KPU, dan mayoritas menilai acara debat tersebut tidak menarik.
"Acara debat ke-3 itupun ternyata dianggap tidak menarik. Sebagian besar publik atau 78,8 persen publik mengaku bahwa acara debat tersebut tidak menarik. Sementara yang melihat itu menarik hanya sebesar 12,4 persen saja," ucap Igor.