Ekonom Peringatkan Risiko Inflasi Akibat Disrupsi Laut Merah

Disrupsi pengiriman komoditas tak akan separah pandemi tapi bisa naikkan harga.

Mass Communications Spc. 2nd Class Moises San
Dalam gambar yang disediakan oleh Angkatan Laut AS, kapal pendarat amfibi USS Carter Hall dan kapal serbu amfibi USS Bataan transit di selat Bab al-Mandeb pada 9 Agustus 2023. Komandan tertinggi angkatan laut AS di Timur Tengah mengatakan Yaman Pemberontak Houthi tidak menunjukkan tanda-tanda akan mengakhiri serangan “sembrono” mereka terhadap kapal komersial di Laut Merah.
Rep: Lintar Satria  Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Ekonom University of Cambridge dan kepala penasihat perusahaan keuangan raksasa Allianz, Mohamed El-Erian mengatakan serangan ke kapal-kapal komersial di Laut Merah yang merupakan jalur perdagangan dunia dapat menaikan kembali inflasi. Menurutnya disrupsi pada pengiriman komoditas tidak akan separah saat pandemi Covid-19, tapi ia memperingatkan dapat menaikan harga dan memukul pertumbuhan ekonomi.

Baca Juga


Beberapa perusahaan pelayaran sudah berhenti menggunakan Laut Merah sejak Houthi di Yaman menyerang kapal-kapal komersial. Kekhawatiran perang Israel di Gaza menyebar ke seluruh kawasan juga semakin menguat terutama setelah Amerika Serikat (AS) dan Inggris meluncurkan serangan militer ke Houthi pekan lalu.

"Relatif pada apa yang akan terjadi jika tidak, kita akan melihat inflasi yang lebih tinggi, suku bunga KPR yang lebih tinggi, dan pertumbuhan yang lebih rendah," katanya pada BBC, Senin (15/1/2024).

"Namun, secara absolut, ini tidak seberapa dibandingkan dengan apa yang kita alami pada tahun 2021 dan 2022. Guncangan ini tidak akan terlalu besar, tetapi sangat disayangkan," tambahnya.

Sekitar 12-15 persen perdagangan global melewati Laut Merah melalui Selat Bab al-Mandab, selat selebar 20 mil yang membelah Eritrea dan Djibouti di sisi Afrika dan Yaman di Semenanjung Arab, dan Terusan Suez.

Houthi yang didukung Iran mulai menyerang kapal-kapal komersial dengan rudal dan drone akhir tahun lalu setelah dimulainya perang Israel-Hamas pada bulan Oktober. Serangan-serangan tersebut berlanjut meskipun ada intervensi dari negara-negara Barat, ketika sebuah kapal kargo milik AS dihantam rudal di lepas pantai selatan Yaman.

Saat ini perusahaan-perusahaan pelayaran besar mengubah rute kapal-kapal mereka dengan mengitari Tanjung Harapan di Afrika, yang dapat menambah 12 hari perjalanan untuk kargo dari Singapura ke Eropa utara. Menurut perusahaan pelayaran raksasa Hapag-Lloyd pengiriman dapat lebih lama lagi, hingga 18 hari, untuk kapal-kapal yang berlayar dari Singapura ke Mediterania timur.

Inflasi di Inggris sudah turun tajam dari level tertinggi 11,1 persen pada Oktober 2022 menjadi 3,9 persen pada tahun ini hingga November.

Perang Rusia dengan Ukraina memicu inflasi, khususnya membuat harga minyak dan makanan menjadi lebih tinggi.

S&P Global Market Intelligence mengatakan hampir 15 persen komoditas yang diimpor ke Eropa, Timur Tengah dan Afrika Utara dari Asia dan Teluk dikirimkan lewat laut. Termasuk 21,5 persen minyak rafinasi dan lebih dari 13 persen minyak mentah.

Harga minyak mentah Brent yang menjadi....

 

 

 

Harga minyak mentah Brent yang menjadi harga patokan minyak dunia, menyetuh 80 dolar AS per barel pekan lalu setelah AS dan Inggris menyerang target Houthi di Yaman tapi turun lagi pada Senin kemarin menjadi 77,75 dolar AS per barel.

Direktur peneliti gas dan minyak Panmure Gordon, Ashley Kelty mengatakan pasar "tidak terlalu terguncang" pada apa yang terjadi di Timur Tengah. Karena kelebihan pasokan dan melemahnya permintaan minyak.

Salah satu faktornya, kata Kelty, terdapat ekspektasi setelah Cina mencabut semua pembatasan Covid-19, permintaan minyak akan melonjak. "Namun Cina belum pulih dengan kecepatan yang diperkirakan," kata Kelty.

Laut Merah juga merupakan rute penting untuk pengiriman gas alam cair (LNG). Eksportir LNG terbesar kedua di dunia, QatarEnergy, menghentikan pengiriman lewat Laut Merah.

Seperti bank sentral besar lainnya, Bank of England menaikan suku bunga untuk mendinginkan inflasi. Pasar keuangan sudah memprediksi mereka akan mulai memangkas biaya pinjaman tahun ini karena inflasi tampaknya akan kembali menuju target Bank of England sekitar 2 persen.

Namun pada Desember lalu Gubernur Bank of England Andrew Bailey mengatakan "masih terlalu dini" untuk berspekulasi mengenai pemangkasan suku bunga. El-Erian mengatakan bagi beberapa orang biaya KPR beresiko meningkat bila inflasi gagal melambat atau bahkan naik dan bank sentral tidak memangkas suku bunga.

Sementara itu, akan ada lebih banyak gangguan pada pasokan barang global ketika pabrik-pabrik di Cina tutup untuk Tahun Baru Imlek pada 10 Februari.

 

"Saya sangat khawatir, kita menghadapi hambatan yang signifikan, kita hidup dalam realitas baru di mana sisi pasokan ekonomi global jauh lebih rapuh yang berarti kecenderungan inflasi lebih besar daripada sebelumnya," kata Erian.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler