Dua Bus Sekolah akan Disiapkan untuk Siswa di Wilayah Barat Bantul
Dishub Kabupaten Bantul masih mengkaji rute pelayanan bus sekolah itu.
REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL — Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), mewacanakan penyediaan dua bus sekolah pada 2024 ini. Dua bus sekolah itu akan ditujukan untuk sarana transportasi siswa di wilayah barat Bantul.
Pengadaan bus sekolah itu disebut dari dana APBD Bantul. “Rencana di tahun anggaran 2024 ini kami siapkan dua bus sekolah untuk wilayah Bantul barat dulu, untuk jalur rintisan,” kata Kepala Dishub Kabupaten Bantul Singgih Riyadi, saat dikonfirmasi, Senin (15/1/2024).
Menurut Singgih, direncanakan bus sekolah itu akan menjadi sarana transportasi siswa di tiga kapanewon/kecamatan wilayah barat Bantul, yaitu Sedayu, Pajangan, dan Srandakan. Salah satu pertimbangannya, kata dia, di tiga kecamatan itu belum ada rute angkutan reguler, sehingga anak sekolah tidak terfasilitasi angkutan umum.
“Kalau Jalan Bantul, Jalan Parangtritis, Jalan Imogiri Timur, sudah ada trayek angkutan reguler. Tapi, untuk jalur Sedayu, Pajangan, Srandakan, belum ada, itu pertimbangan utamanya,” ujar Singgih.
Selain itu, Singgih mengatakan, di wilayah barat Bantul juga terdapat banyak sekolah, dengan siswa yang tersebar di berbagai wilayah. Dengan adanya bus khusus, diharapkan akan memudahkan para siswa ke sekolah maupun pulang ke rumah.
“Komunitas pelajar di sana juga banyak, makanya nanti kami survei dulu. Sekolah kami inventarisasi untuk menentukan rutenya,” kata Singgih.
Singgih mengatakan, rencananya disiapkan bus sekolah ukuran medium dengan kapasitas 30 tempat duduk. Dishub Kabupaten Bantul akan melakukan survei untuk memastikan rute bus sekolah itu.
“Jadi, nanti rutenya sepanjang jalan di Sedayu, Pajangan, dan Srandakan. Sebelumnya kami survei dulu. Rencananya di triwulan dua 2024. Triwulan satu ini kami menyiapkan armadanya sama branding busnya. Triwulan dua launching,” kata Singgih.
Ihwal tarif bus sekolah, Singgih menyebut Dishub belum mengarah pada pembahasan itu, tetapi akan dilakukan kajian. Namun, kata dia, diupayakan agar pelayanan bus sekolah itu bisa gratis alias siswa tidak dipungut biaya.