Cegah Jadi Alat Konflik, LaNyalla: Tradisi Carok Harus Direvitalisasi Seperti Keris
LaNyalla minta tradisi carok harus direvitalisasi seperti keris dalam budaya Jawa.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPD AA LaNyalla Mattalitti menyayangkan peristiwa perkelahian dengan menggunakan senjata tajam atau carok yang menewaskan empat warga Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur. Harapannya, tradisi carok dapat direvitalisasi menjadi produk budaya, bukan sarana untuk menyelesaikan konflik.
Jelasnya, Carok itu memang ada dalam tradisi Suku Madura yang sekarang memang sudah jauh berkurang. Carok itu janjian bertemu dan saling membawa senjata.
"Saya berharap tradisi Carok di Madura direvitalisasi. Sehingga menjadi produk budaya dan senjata cluritnya bisa menjadi heritage atau warisan kebudayaan Suku Madura," ujar LaNyalla lewar keterangannya, Selasa (16/1/2024).
"Sehingga celurit khas Madura yang dulu kerap dibuat Carok, dapat menempati posisi seperti keris di Jawa. Dan kisah-kisah atau sejarah tentang Carok dapat menjadi khazanah literasi budaya Indonesia," sambungnya.
Dengan begitu, nilai yang dikedepankan adalah nilai kebudayaannya, bukan aksinya. Hal tersebut juga dipandangnya bisa mengundang potensi wisata sebagai sebuah pengetahuan sejarah.
Jika tradisi Carok diteruskan pada skala aksi, maka akan merugikan pada jangka panjang. Karena masyarakat saat ini sudah semakin plural dan majemuk.
"Investasi dunia usaha dan dunia industri juga diharapkan semakin banyak. Sehingga kenyamanan, ketentraman dan keamanan menjadi syarat utama. Tetapi kalau dilestarikan sebagai produk budaya, justru bisa mendatangkan nilai ekonomis," ujar LaNyalla.
"Tradisi tersebut justru menjadi pendukung pariwisata. Dia disajikan dalam pertunjukkan-pertunjukkan pameran seni budaya Bugis-Makassar dalam konteks pariwisata," sambungnya.