Berstatus Kuda Hitam, Caleg PDIP Ini Siap Ganggu Dominasi Petahana di Dapil Jabar X
Oktafiandi yakin dapat memberikan kontribusi yang berarti bagi pembangunan rakyat.
REPUBLIKA.CO.ID, CIAMIS -- Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024 semakin kompetitif terutama di daerah pemilihan Jawa Barat (Jabar) X yang meliputi Kabupaten Ciamis, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Pangandaran, dan Kota Banjar untuk DPR RI.
Tidak mudah bagi petahana untuk mempertahankan kursinya mengingat kandidat yang ikut kontestasi semakin kompetitif dan kekuatan relatif merata. Sejumlah calon legislatif (Caleg) pendatang baru berpotensi menggusur eksistensi caleg petahana pada Pileg 14 Februari 2024 mendatang.
Salah satu caleg yang disebut-sebut sebagai caleg “kuda hitam” adalah Oktafiandi. Caleg nomor urut 7 (tujuh) ini diprediksi akan mengisi satu kursi di DPR RI mewakili PDIP.
Sosok Oktafiandi yang juga merupakan mantan Juru Bicara Menteri Kesehatan RI ke-19 Letnan Jenderal TNI (Purn.) Prof. Dr. dr. Terawan Agus Putranto, Sp.Rad(K), masuk ke arena pertarungan Pileg 2024, tampaknya bakal merubah peta pertarungan.
Wakil Direktur Representatif di Direktorat Juru Kampanye Nasional TPN Ganjar-Mahfud ini dikenal mudah bergaul dengan berbagai kalangan masyarakat, sosoknya yang santun dan periang membuatnya disenangi oleh banyak pihak. Tidak ketinggalan para orangtua, tokoh masyarakat yang ada di wilayah Jabar X.
Tekadnya maju sebagai caleg DPR RI mewakili masyarakat Dapil Jabar X pun bukan isapan jempol belaka. Bermodal dukungan penuh dari masyarakat, pria yang juga pernah aktif sebagai Kepala Sekretariat Direktorat Relawan TKN 01 pada Pilpres 2019 lalu, optimis melenggang ke Senayan.
Apalagi strategi kampanye yang ia terapkan pada Pemilu kali ini pun sangat terstruktur. Dia aktif mengunjungi wilayah untuk bersosialisasi sekaligus menampung aspirasi, serta potensi masyarakat di daerah pemilihannya.
Salah satunya adalah dengan membuat simpul relawan Baraya Kang Okta (BKO). Nantinya, simpul relawan ini ditugaskan mengawal suara PDIP, baik untuk Pilpres maupun Pileg, dengan rincian masing-masing TPS dikawal sebanya 8 orang relawan.
Dengan pengalaman di dunia politik, birokrasi dan juga bergabung di beberapa organisasi, Oktafiandi yakin dapat memberikan kontribusi yang berarti bagi pembangunan masyarakat di Dapil Jabar X dan kesejahteraan masyarakatnya.
Pria lulusan Universitas Profesor Dr. Moestopo Beragama ini di masa penanganan Covid, namanya sangat familiar menggantikan dr. Terawan dalam memberikan tanggapan kepada awak media. Selama menjalankan tugasnya di Kemenkes, Oktafiandi telah berkeliling ke hamper semua Rumah Sakit dan memastikan ketersediaan bed (tempat tidur) guna pelayanan yang lebih prima.
Dalam perjalanannya di tataran eksekutif, Oktafiandi tidak pernah mendapatkan penugasan selain di bawah komando jenderal bintang tiga. Masih dalam periode penangan Covid, ia juga didapuk menjadi tenaga ahli Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Republik Indonesia, yang saat itu dipimpin Letjen TNI Ganip Warsito, MM.
Bersentuhan dengan para pencari berita bukanlah hal baru baginya. Jay Okta, begitu juga orang mengenalnya pernah menjadi Kepala Sekretariat Direktorat Relawan TKN 01 pada Pilpres 2019 lalu. Selain itu, Oktafiandi juga dipercaya menjadi Direktur Program Rumah Aspirasi Rakyat di Jalan Diponegoro 46 Menteng, Jakarta Pusat, kala itu.
Meskipun menjadi pendukung utama Jokowi, hal itu tak membuat Oktafiandi kehilangan akal warasnya dalam menyikapi berbagai dinamika politik. Tak jarang, Oktafiandi mengkritik sejumlah kebijakan Joko Widodo (Jokowi). Bagi Oktafiandi, kritik laksana obat. Pahit, tapi sejatinya dibutuhkan oleh tubuh kita agar tetap sehat.
Misalnya ketika relawan Presiden Jokowi menggelar kegiatan “Gerakan Nusantara Bersatu” di Gelora Bung Karno (GBK) pada 26 November 2022 lalu. Pasalnya kegiatan itu digelar tak berselang lama usai gempa berkekuatan 5,6 SR mengguncang Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Selain urusan kemanusiaan gempa Cianjur, kritik Oktafiandi atas kegiatan itu cukup beralasan. Pertama, sosok Jokowi yang dikenalnya bukanlah pribadi yang suka berfoya-foya, dan hal itu bertolak belakang dengan kegiatan “Gerakan Nusantara Bersatu” yang dinilai terlalu mewah.
Kedua, acara yang terbilang mewah itu dinilai tak berempati atas kondisi masyarakat usai pandemi yang masih jauh dari kata sejahtera, ekonomi rakyat masih terseok-seok. Apalagi, sebelumnya Jokowi juga mengingatkan rakyat akan bahaya resesi yang mengintai Indonesia di tahun 2023.
Terakhir, paling krusial, kritikan tersebut dilontarkan menimbang konsistensi kebijakan pemerintah Jokowi yang ke depan akan dinilai plin-plan oleh rakyat. Pasalnya sebelum acara tersebut berlangsung, Menpora telah mengingatkan agar GBK tidak digunakan untuk perhelatan acara-acara yang seperti itu.
Berkecimpung dengan aktor-aktor politik nasional, Oktafiandi pada akhirnya memilih jalan pengabdiannya dengan bergabung dengan PDI Perjuangan. Jalan pengabdian baru yang dipilih ini tentu sudah dipikirkan matang. Di bawah gemblengan Ketua Dewan Kehormatan PDIP (Komarudin) dan Satgas Nasional PDIP, Oktafiandi mantap memperjuangkan suara wong cilik.
Keseharian yang sebelumnya bersama Letnan Jenderal TNI (Purn.) Prof. Dr. dr. Terawan Agus Putranto, Sp.Rad(K) dan Letjen TNI (Purn) Ganip Warsito menjadi salah satu alasan Oktafiandi memilih partai politik yang telah teruji nasionalisme-nya dan punya semangat menjaga nilai-nilai Pancasila, yakni PDI Perjuangan.
Saat ini, Oktafiandi juga dipercaya masuk dalam Tim Pemenangan Nasional Ganjar Pranowo-Mahfud MD sebagai Wakil Direktur Representatif di Direktorat Juru Kampanye Nasional bersama sejumlah nama, seperti Anang Hermansyah, Once Mekel, Denny Cagur, Ali Syakieb, Marcell Siahaan, Idy Muzayyad, Ariza Agustina, G.K.R. Ayu Koes Indriyah, Zulhendri Chaniago, Syahrizal Ahiar, Salim (Limbad), Muhammad Thariq Halilintar, dan Lucky Perdana.
"Sebelumnya, saya juga tergabung di dalam Tim Koordinasi Relawan Pemenangan Pilpres (TKRPP) Ganjar Pranowo, mengurusi Jaringan Organ Relawan yang dikomandoi Ahmad Basarah yang di Jalan Diponegoro Nomor 72, Jakarta Pusat," ujarnya.