Antisipasi Erupsi Marapi, Kegiatan Luar Kelas di Sekolah Ditiadakan
Kegiatan di luar kelas sekolah sekitar Gunung Marapi ditiadakan antisipasi erupsi.
REPUBLIKA.CO.ID, AGAM -- Pemerintah Kabupaten Agam, Sumatra Barat, meniadakan kegiatan di luar kelas berupa olahraga dan upacara bagi sekolah yang berada di sekitar Gunung Marapi. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi potensi erupsi yang sewaktu-waktu gunung itu bisa erupsi.
"Tidak ada kegiatan di luar kelas seperti olahraga, upacara, dan lainnya," kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Agam Isra di Lubuk Basung, Kamis (18/1/2024).
Ia mengatakan, sampai saat ini siswa masih bisa belajar tatap muka dengan ketentuan harus memakai masker dan sekolah diberikan kewenangan untuk mengambil keputusan apabila terjadi peningkatan abu vulkanik. Kewenangan itu berupa menghentikan pembelajaran di sekolah, mengurangi jam pelajaran, memulangkan siswa lebih cepat atau untuk sementara mengumpulkan siswa pada tempat yang dianggap aman dan tidak membahayakan.
"Ini dalam rangka pengurangan risiko dampak dari erupsi gunung tersebut yang dialami siswa," katanya.
Ia mengakui, jumlah sekolah yang berada di sekitar Gunung Marapi sebanyak 38 unit terdiri dari SD 32 unit dan SMP enam unit dengan jumlah siswa sekitar ribuan orang. Ke-38 sekolah itu berada di Kecamatan Canduang sebanyak 17 unit SD dan tiga unit SMP, sementara di Kecamatan Sungai Pua sebanyak 15 unit SD dan tiga unit SMP.
"Ini berdasarkan pendataan yang kita lakukan di dua kecamatan yang terdekat dengan Gunung Marapi," katanya.
Sebelumnya gunung tersebut erupsi pada 3 Desember 2023, mengakibatkan 24 orang meninggal dunia dan puluhan orang luka-luka. Gunung Marapi tersebut sudah berulang kali erupsi sehingga status aktivitas vulkanik gunung itu meningkat dari level II (waspada) menjadi level III (siaga).