Amerika Serikat tidak Ingin Eskalasi Antara Iran dan Pakistan
Iran dan Pakistan saling membalas serangan
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON— Amerika Serikat menyatakan tidak ingin melihat eskalasi kekerasan antara Iran dan Pakistan, setelah kedua negara itu terlibat dalam serangkaian kekerasan di wilayah masing-masing.
"Kami memantau hal ini dengan sangat, sangat cermat. Kami tidak ingin melihat eskalasi dengan jelas di Asia Selatan dan Tengah. Dan kami berhubungan dengan mitra-mitra kami di Pakistan seperti yang diharapkan," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat John Kirby kepada wartawan di pesawat Air Force One, Kamis (18/1/2024).
“Ini adalah dua negara yang memiliki persenjataan lengkap dan, sekali lagi, kami tidak ingin melihat peningkatan konflik bersenjata di kawasan ini, khususnya antara kedua negara,” ujar Kirby, menambahkan.
Pada Kamis, Pakistan mengatakan telah melancarkan serangan tepat terhadap kelompok separatis di provinsi Sistan-Baluchestan, Iran, dua hari setelah Teheran menyerang apa yang mereka sebut sebagai basis kelompok militan Jaish al-Adl di kota perbatasan Panjgur di Provinsi Balochistan, Pakistan.
Islamabad sebelumnya telah memanggil kembali duta besarnya dan menangguhkan kunjungan tingkat tinggi ke Teheran setelah serangan Iran pada Selasa (16/1/2024).
Pakistan mengatakan serangan-serangannya ke Iran adalah “wujud tekad Pakistan yang teguh untuk melindungi dan mempertahankan keamanan nasionalnya dari segala ancaman.”
“Satu-satunya tujuan dari tindakan hari ini adalah untuk mencapai keamanan dan kepentingan nasional Pakistan sendiri, yang merupakan hal terpenting dan tidak dapat dikompromikan,” kata Kementerian Luar Negeri Pakistan.
“Pakistan sepenuhnya menghormati kedaulatan dan integritas wilayah Republik Islam Iran.”
Pada konferensi pers di Islamabad, juru bicara Kementerian Luar Negeri Mumtaz Zahra Baloch mengatakan Pakistan tidak tertarik untuk memperburuk situasi apa pun.
Teheran yang membenarkan serangan itu, mengajukan protes dan meminta penjelasan segera dari Islamabad.
Baca juga: Golongan yang Gemar Membaca Alquran, Tetapi Justru tidak Mendapat Syafaatnya
Sementara itu, China telah menawarkan diri untuk menjadi perantara guna membantu meredakan ketegangan antara kedua negara bertetangga tersebut.
Mengomentari ketidakstabilan yang sedang berlangsung, Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan Amerika Serikat sedang berusaha menentukan langkah selanjutnya dalam konflik yang baru terjadi ini.
"Iran tidak terlalu disukai di kawasan ini. Ke mana arahnya? Kami sedang mengupayakannya. Saya tidak tahu," kata Biden.