Soal Mahfud Mundur, Jokowi: Itu Hak, Saya Hargai

Soal rencana Mahfud MD mengundurkan diri, Jokowi sebut itu hak dan dia menghargainya.

Republika/Dessy Suciati Saputri
Presiden Joko Widodo (Jokowi). Soal rencana Mahfud MD mengundurkan diri, Jokowi sebut itu hak dan dia menghargainya.
Rep: Dessy Suciati Saputri Red: Bilal Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan tanggapannya soal rencana pengunduran diri Menko Polhukam Mahfud MD yang juga merupakan cawapres nomor urut 3. Jokowi menyebut, rencana pengunduran diri dari menteri Kabinet Indonesia Maju tersebut merupakan hak Mahfud. Ia pun mengaku sangat menghargai keputusan Mahfud tersebut.

Baca Juga


"Ya itu hak dan saya sangat menghargai," kata Jokowi di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (24/1/2024).

Jokowi menegaskan, selama pengunduran diri tersebut masih sesuai dengan aturan yang berlaku, maka dirinya tidak mempermasalahkannya.

"Semua itu pegangannya aturan, kalau aturan boleh silakan, kalau aturan boleh silakan. Kalau aturan tidak boleh, tidak sudah jelas itu," ujar Jokowi.

Sebelumnya, calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 3, Mahfud MD mengaku sudah berdiskusi dengan Ganjar Pranowo terkait posisinya sebagai Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) di Kabinet Indonesia Maju. Pada momentum yang tepat, ia mengaku akan mengundurkan diri dari jabatan tersebut.

Salah satu pertimbangannya adalah untuk mencegah konflik kepentingan atau conflict of interest dari posisinya sebagai menteri dan cawapres. Meskipun terdapat peraturan pemerintah (PP) yang tak melarang menteri, gubernur, hingga walikota untuk mundur jika berkontestasi pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

"Saya bersepakat melakukan itu (mundur) pada saatnya. Agar saya tidak lebih terikat," ujar Mahfud lewat siarang langsungnya, Selasa (23/1/2024) malam.

Petunjuk mundurnya dia dari posisi Menkopolhukam sebenarnya sudah ia sampaikan usai debat cawapres pada Ahad (21/1/2024) malam. Saat itu, ia berterima kasih kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menunjuknya sebagai menteri.

"Saya percaya dia (Jokowi) punya niat baik untuk rakyat ketika mengangkat saya sebagai Menkopolhukam dan saya membantunya. Sekarang pun saya bersedia bersama Mas Ganjar untuk melanjutkan tugas-tugas, karena menurut saya Pak Ganjar adalah calon presiden yang benar-benar pro rakyat," ujar Mahfud.

Jelasnya, ia akan mengundurkan diri secara resmi kepada Jokowi. Namun untuk saat ini, terdapat sejumlah tugas yang harus diselesaikan sebelum ia menarik diri dari Kabinet Indonesia Maju.

"Itu harus disiplin begitu, tidak bisa colong playu (lari meninggalkan), pergi begitu saja dari Pak Jokowi, tapi juga tidak bisa kita lalu menghindari aturan-aturan organisasi di mana saya sudah bersepakat untuk melakukan itu pada saatnya," ujar Mahfud.

Di Kendal, Jawa Tengah, Ganjar mengaku sudah berdiskusi dengan Mahfud dan memintanya untuk mundur sebagai menteri pemerintahan Presiden Jokowi. Menurutnya, keputusan tersebut bisa jadi lebih fair bagi Mahfud.

Sebab calon presiden (capres) nomor urut 3 itu berpendapat, adanya potensi konflik kepentingan jika capres atau cawapres masih tetap menduduki posisi jabatan publik. Baik seperti menteri, gubernur, ataupun wali kota.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler