Indef: Platform Digital Buka Lapangan Kerja untuk UMKM

Penambahan tenaga kerja juga dialami oleh pelaku UMKM.

Republika/Prayogi
Pedagang melakukan live promosi melalui media sosial di Pasar Tanah Abang Blok A, Jakarta, Kamis (28/9/2023).
Rep: Muhammad Nursyamsi Red: Ahmad Fikri Noor

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto menyampaikan, platform digital membantu UMKM meningkatkan pendapatan dan mendorong pembukaan lapangan pekerjaan baru. Eko mengatakan, tiga alasan utama para pelaku UMKM menerapkan digitalisasi dalam bisnisnya ialah kepraktisan dalam berjualan secara daring (79,13 persen), eksposur atau trafik yang lebih luas (72,83 persen), dan potensi pertumbuhan bisnis yang lebih cepat (69,69 persen).

Baca Juga


"Hasil survei (Indef) menunjukkan UMKM mengalami peningkatan omset tahunan dan berhasil menciptakan lapangan kerja baru, setelah mereka mulai melakukan digitalisasi dalam bisnisnya," ujar Eko dalam diskusi publik Indef bertajuk "Transformasi UMKM Menggenggam Peluang Digital di 2024" di Jakarta, Kamis (25/1/2024).

Eko memaparkan peningkatan omzet rata-rata tahunan yakni 88,37 persen pelaku UMKM yang sebelumnya hanya berjualan luring mengalami peningkatan omset rata-rata tahunan setelah melakukan digitalisasi bisnis. Kemudian, sebanyak 66,28 persen di antara UMKM tersebut mengalami kenaikan omzet rata-rata tahunan hingga 50 persen. 

"Pelaku UMKM yang telah menerapkan digitalisasi bisnis sejak awal membuka usaha juga mengalami peningkatan omset rata-rata tahunan," ucap Eko.

Eko menyampaikan, 99,40 persen responden UMKM dalam kategori ini mengalami peningkatan omzet rata-rata tahunan dibanding dengan awal mula mereka memulai usaha. Eko mengatakan, 87,50 persen di antara UMKM tersebut mengalami kenaikan omset rata-rata tahunan hingga 50 persen. 

Eko menambahkan, UMKM yang melakukan digitalisasi juga berdampak positif terhadap pembukaan lapangan kerja baru. Setelah melakukan digitalisasi, sebanyak 24,42 persen pelaku UMKM yang sebelumnya hanya berjualan secara luring mengalami penambahan jumlah tenaga kerja. 

"Sebanyak 71,43 persen di antara UMKM tersebut berhasil menambah tenaga kerja hingga dua orang," lanjut Eko.

Eko mengatakan penambahan tenaga kerja juga dialami oleh pelaku UMKM yang telah menerapkan digitalisasi bisnis sejak awal membuka usaha. Eko menyebut 25,60 persen responden UMKM dalam kategori ini mengalami penambahan jumlah tenaga kerja dibanding dengan awal mula mereka memulai usaha. 

"69,05 persen di antara UMKM tersebut mengalami penambahan tenaga kerja hingga dua orang," sambung Eko.

Eko melanjutkan, platform e-commerce juga mendorong digitalisasi melalui program pelatihan untuk mendukung kemampuan pelaku UMKM dalam mengoptimalkan penggunaan platform digital. Data Indef menyebutkan 34,65 persen UMKM mengetahui adanya program pelatihan UMKM yang diadakan oleh perusahaan e-commerce.

Eko mengatakan, dari beberapa jenis program pelatihan UMKM yang diadakan e-commerce, program pelatihan UMKM yang diadakan oleh Shopee menjadi program yang paling banyak diketahui pelaku UMKM. 

"Tiga program UMKM yang paling banyak diketahui oleh pelaku UMKM adalah Kampus UMKM (Ekspor) Shopee (25,98 persen), Program Ekspor Shopee (17,32 persen), dan Sekolah Kilat Seller Tokopedia (6,30 persen)," kata Eko.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler