Budiman: Tom Lembong Bukan Api yang Bisa Membakar Panggung Prabowo-Gibran

Gibran berulang kali menyebut nama Tom Lembong untuk menyindir Muhaimin.

Republika/Febryan A
Anggota Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran, Budiman Sudjatmiko ketika diwawancarai wartawan di sebuah hotel kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Rabu (13/12/2023).
Rep: Febryan A Red: Agus raharjo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Budiman Sudjatmiko merespons pernyataan Co Captain Tim Nasional (Timnas) Anies-Muhaimin, Tom Lembong yang menyebut kubu Prabowo-Gibran mengalami 'kebakaran' atau kepanikan usai Gibran Rakabuming Raka tampil buruk saat debat cawapres.

Budiman membantah kubu Prabowo-Gibran mengalami kebakaran. Menurutnya, pembelaan yang dirinya, Habiburokhman, Bahlil Lahadalia, dan Luhut Binsar Panjaitan sampaikan terkait substansi debat cawapres hanyalah pertukaran pikiran biasa.

"Itu kan exchanging words, pertukaran ide, pertukaran pendapat, saya kira wajar-wajar saja. Pertukaran ide biasa-biasa aja, nggak ada yang luar biasa," kata Budiman kepada wartawan di depan rumah Prabowo Subianto, Jakarta Selatan, Jumat (26/1/2024).

"Nggak ada api, nggak ada yang jadi pemadam kebakaran," kata mantan politikus PDIP itu menambahkan.

Budiman menegaskan, dirinya hingga Luhut tak bisa diibaratkan sebagai pemadam kebakaran karena memang tidak terjadi kebakaran di kubu Prabowo-Gibran. Lagi pula, kata dia, Tom Lembong tak bisa menimbulkan kebakaran di kubu pasangan capres-cawapres nomor urut 2.

"Jadi, kalau pemadam kebakaran mungkin Pak Tom Lembong merasa dirinya api yang bisa membakar panggungnya Prabowo-Gibran, saya kira nggak lah," kata Budiman.

Menurutnya, Tom Lembong bukan api, bukan pula api dalam sekam, tapi hanya "satu pucuk bunga" di tengah gelaran Pilpres 2024.

Terkait Menko Marves Luhut dan Menteri Investasi Bahlil ikut mengomentari isu seputar debat cawapres, Budiman menilai itu hal lumrah. Keduanya ikut berkomentar karena Tom Lembong sebagai mantan Menteri Perdagangan sempat mengungkit jasanya bagi Presiden Jokowi.

"(Luhut dan Bahlil ikut komentar) karena Pak Tom Lembong sempat bicara soal pemerintahan. Kan harus ada etika profesional bahwa orang yang pernah membantu pemerintahan ya memang sudah tugasnya, sudah dapat reward untuk itu," kata Budiman.

Dalam debat cawapres akhir pekan lalu, Gibran diketahui berulang kali menyebut nama Tom Lembong untuk menyindir cawapres nomor urut 1, Muhaimin Iskandar ihwal hilirisasi nikel. Adapun penampilan Gibran dalam ajang adu gagasan itu dinilai tidak sopan oleh banyak pihak.

Beberapa hari usai debat, Budiman, Habiburokhman, Bahlil hingga Luhut memberikan komentar yang narasinya membela Gibran dan menyudutkan kubu paslon nomor urut 1. Khusus Bahlil dan Luhut, keduanya tak hanya membela posisi Pemerintahan Jokowi, tapi juga menyerang Tom Lembong dengan cara mengungkit berbagai keburukan kinerja Tom saat jadi Menteri Perdagangan dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

Merasa dikeroyok, Tom Lembong membalas. Tom menyebut, Budiman, Habiburokhman, Bahlil, dan Luhut sedang menjalankan tugas sebagai pemadam kebakaran. Mereka disebut sedang memadamkan api yang muncul karena Gibran kalah debat.

"Mereka kirim rudal, tapi yang kebakaran sebelah sana. Kelihatannya kebakarannya besar karena sampai mengerahkan dari mulai Pak Bahlil, Habiburokhman, Budiman sampai sekelas Pak Luhut. Semuanya lagi jadi pemadam kebakaran. Jadi pasukan pemadam kebakaran itu sampai segitunya ya, berarti ini benar-benar kebakaran yang dahsyat," kata Tom Lembong, dikutip dari video klarifikasi di TikTok, Kamis (25/1/2024).

Baca Juga


BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler