Jakpro Tegaskan Kampung Susun Bayam Bukan untuk Warga Kampung Bayam

Jakpro menyebut Kampung Susun Bayam adalah hunian pekerja JIS.

Republika/Bayu Adji P
Aktivitas warga yang menghuni Kampung Susun Bayam di Kelurahan Papanggo, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (23/1/2024).
Rep: Bayu Adji P Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Jakarta Propertindo atau Jakpro menyatakan Kampung Susun Bayam yang berada di Kelurahan Papanggo, Kecamatan Tanjung, Jakarta Utara, merupakan hunian untuk pekerja Jakarta International Stadium (JIS). Warga Kampung Bayam dapat menempati rumah susun lain yang telah disediakan untuk tempat tinggal. 

Baca Juga


"Hunian Pekerja Pendukung Operasional (HPPO) Jakarta International Stadium (JIS) merupakan bagian dari proses penataan Kawasan Olahraga Terpadu yang terletak di Jakarta Utara," kata Jakpro melalui keterangan resmi, Sabtu (27/1/2024).

Jakpro menilai, pihaknya telah melakukan mitigasi risiko serta pemetaan opsi terbaik bagi seluruh pihak yang terlibat. Sebagai BUMD DKI Jakarta yang melakukan pembangunan di atas lahan milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, Jakpro mengeklaim senantiasa menaati peraturan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. 

Di sisi lain, Jakpro selaku pemilik aset HPPO juga mengapresiasi bantuan Pemprov DKI Jakarta yang sudah memfasilitasi warga eks Kampung Bayam, dengan menyediakan rumah rusun (rusun) seperti Rusun Nagrak dan Rusun Pluit. Warga dinilai telah diberikan keleluasaan untuk memilih rusun yang ingin ditempati secara sukarela. 

Selain itu, Jakpro menyebut, pemerintah juga memberikan fasilitas pendukung untuk warga, termasuk fasilitas pendidikan ke sekolah terdekat dan juga bus sekolah di Rusun Nagrak. "Tentunya itikad baik ini merupakan solusi atas perhatian Pemprov DKI Jakarta untuk memberikan fasilitas yang terbaik dan kenyamanan bermukim bagi warga eks Kampung Bayam sesuai regulasi yang berlaku," sebut Jakpro.

 

Jakpro berharap warga menyambut dengan baik dukungan yang telah diberikan. Jakpro juga meminta kerja sama seluruh pihak agar menjaga suasana yang kondusif dan tidak memaksakan kehendak tanpa adanya keputusandari pihak yang berwenang. 

"Tindakan-tindakan di luar batasan yang berlebihan, seperti memasuki pekarangan secara ilegal dan memaksakan diri memasuki area yang sudah dikunci merupakan perbuatan melawan hukum dan melanggar ketentuan perusahaan," sebut Jakpro.

Sebelumnya, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menyatakan akan tetap membuat rusun baru di wilayah Tanjung Priok, Jakarta Utara, untuk warga Kampung Bayam. Selama proses pembangunan berjalan, warga diminta menghuni rusun yang sudah siap digunakan. 

Heru mengaku sudah mendengar aspirasi masyarakat terkait masalah di KSB. Namun, pihaknya juga harus menghargai Jakpro sebagai pemilik bangunan KSB.

"Menjalankan perseroan itu ada kaidah aturan, harus dijaga GCG, harus menjaga akuntabilitas yang baik," kata dia di kawasan Ciracas, Jakarta Timur, Jumat (26/1/2024).

 

Sebagian warga Kampung Bayam memilih akan tetap bertahan di Kampung Susun Bayam. Salah satu warga Kampung Bayam, Neneng (43 tahun), mengaku kecewa dengan solusi yang diberikan oleh Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono untuk membangun rusun baru. Pasalnya, sejak awal KSB memang diperuntukkan bagi warga Kampung Bayam. 

"Kita nggak terima lah. Sebenarnya tempat kita ini buat siapa?" kata dia saat dihubungi Republika, Kamis (25/1/2024).

Ia mengatakan, para warga akan tetap memilih bertahan di KSB. Sebanyak 34 KK yang kini menghuni KSB disebut tak akan bergeser ke mana pun.

Neneng mempersilakan apabila Pemprov DKI Jakarta berencana membuat rusun baru. Namun, rusun baru itu tak akan ditempati oleh warga Kampung Bayam. 

"Kita mau dibuatin tahun 2025. Nah kata ibu-ibu pada ngomong, ini mah nanti keburu wafat ngebangunin rusun. Yaudah bangunin aja buat siapa kek. Kita mah intinya tidak akan bergeser dari KSB. Emang ini tempat tinggal kita," ujar dia. 

Ia menegaskan, KSB sejak awal memang dibangun untuk warga Kampung Bayam. Di lokasi itulah, warga biasa tinggal dan bertani untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Ketua Kelompok Tani Kampung Bayam Madani Muhammad Furqon juga mempertanyakan fungsi dari rusun yang rencananya akan dibangun Pemprov DKI Jakarta di Tanjung Priok, Jakarta Utara. 

"Sekarang (rusun baru) ini untuk apa? Kalau Pj Gubernur membangun lagi apakah itu tidak mengeluarkan APBD hanya memperhatikan Kampung Bayam doang? Kan Kampung Bayam sudah ada tempatnya di sini, tempat ini buat apa, nah lalu dibangun lagi buat Kampung Bayam saja, kan tidak berujung," kata  Muhammad Furqon  di Jakarta, Rabu (24/1/2024). 

Menurut Furqon, Pemprov DKI Jakarta harus lebih memperhatikan beberapa kampung yang ada di Jakarta, seperti Kampung Walang (Jakarta Utara) yang menurutnya lebih butuh perhatian pemerintah, sehingga wilayah Jakarta lebih tertata dan rapi. 

"Di situ ada Kampung Walang, ada Kampung ITC, itu kampung-kampung yang harus ditata, berapa jiwa mereka di sana yang seumur hidupnya melahirkan anak keturunan Jakarta yang tidak diperhatikan pemerintah. Itu yang seharusnya Pj Gubernur mengarah ke sana, bukan kepada yang sudah ada. Kampung Bayam kan sudah dibuatkan oleh Gubernur sebelumnya," jelas Furqon.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler