5 Penghalang Seseorang Menjadi Saleh Menurut Ali Bin Abi Thalib
Kesalehan seseorang bisa terkendala oleh sejumlah faktor
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sayyidina Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu meriwayatkan bahwa ada lima perkara yang menjadi kendala bagi manusia untuk menjadi shaleh.
Hal yang diriwayatkan Sayyidina Ali bin Abi Thalib tersebut dikutip Syekh Muhammad Nawawi bin Umar al-Banteni dalam kitab Nashaih al-Ibad.
لَوْلَا خَمسُ خِصَالٍ لَصَارَ النَّاسُ كُلُّهُمْ صَالِحِينَ : القَنَاعَةُ بِالْجَهْلِ وَالْحِرْصُ عَلَى الدُّنْيَا وَالشَّحُ بِالْفَضْلِ وَالرِّيَا فِي العَمَلِ وَالإِعْجَابُ بِالرَّأْيِ .
Diriwayatkan dari Sayyidina Ali bin Abi Thalib radhiayalhu anhu, "Seandainya tidak ada lima perkara, niscaya semua manusia itu akan menjadi orang shaleh. (Lima perkara itu) yaitu puas dengan kebodohannya. Rakus terhadap dunia. Kikir memberikan kelebihan yang ada. Riya dalam beramal. Membangga-banggakan akalnya."
Puas dengan kebodohan
Kebodohan yang dimaksudkan disini adalah kebodohan dalam pengetahuan ilmu agama.
Berkaitan dengan kepuasan orang yang bodoh ini, Nabi Muhammad SAW bersabda sebagai berikut.
إنَّ اللهَ تعالى يُبغِضُ كلَّ عالِمٍ بالدنْيا ، جاهِلٍ الآخِرَةِ "Allah murka terhadap setiap ilmuwan dunia, tetapi bodoh ilmu akhirat." (HR Imam Hakim)
Ad Dailami juga meriwayatkan dari jalan lain, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda:
ذنب العالم واحد، وذنب الجاهل ذنبان "Dosa orang yang alim itu satu, tetapi dosa orang yang bodoh itu terhitung dua."
Rakus terhadap dunia
Mengenai rakus terhadap dunia, Nabi Muhammad SAW telah menegaskan di dalam sabdanya sebagai berikut.
الزّهْدُ فِى الدُّنْيَا يُرِيْحُ الْقَلْبَ وَالبَدَنَ وَالرُّغْبَةُ فِيْهَا تُتْعِبُ اْلقَلبَ وَاْلبَدَنَ
"Zuhud terhadap dunia, itu akan menjadikan hati dan badan enak, sedang cinta kepadanya itu akan menjadikan hati dan badan lelah."
Kikir
Imam Hakim juga meriwayatkan bahwa sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda sebagai berikut:
نِعْمَتِ الدَّارُ الدُّنْيَا لِمَنْ تَزَوَّدَ مِنْهَالِآخِرَتِهِ حَتَّى يُرْضِيَ رَبَّهُ وَبِئْسَتِ الدَّارُ الدُّنْيَا لِمَنْ صَدَّتْهُ عَنْ آخِرَتِهِ وَقَصَّرَتْ بِهِ عَنْ رِضَارَبِّهِ
"Alangkah baiknya dunia bagi orang yang menjadikannya sebagai bekal untuk akhiratnya hingga ia diridhai Tuhannya. Alangkah jeleknya dunia bagi orang yang dihalangi olehnya dari akhiratnya dan dicegah dari ridha Tuhannya."
Riya dan membanggakan akal
Adapun yang dimaksud dengan riya dalam beramal adalah perbuatan yang tanpa didasari rasa ikhlas atau berbuat karena mengharapkan sesuatu dari selain Allah Ta'ala.
Baca juga: Ingin Segala Urusan Dipermudah Allah SWT? Baca Doa dari Alquran Berikut Ini
Dalam hal ini Nabi Muhammad SAW telah bersabda sebagaimana yang telah diriwayatkan ad-Dailami:
اَشَدُّ النَّاسِ عَذَابًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَنْ يُرِى النَّاسَ اَنَّ فِيْهِ خَيْرًا لَا خَيْرَ فِيْهِ "Orang yang paling berat siksanya pada hari kiamat (nanti) adalah orang yang memberitahukan kepada orang, bahwa dalam dirinya ada kebaikan, padahal hal tersebut tidak ada (sama sekali)."
Imam Bukhari juga telah meriwayatkan dari jalan lain bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad SAW bersabda sebagai berikut:
مَنْ اَرَى النَّاسَ فَوْقَ مَا عِنْدَهُ مِنَ الْخَشْيَةِ فَهُوَ مُنَافِقٌ "Siapapun yang pamer diri kepada orang lain tentang ketaqwaan lebih dari yang ada pada dirinya, maka dia adalah orang munafik."
Abu Nu'aim juga telah meriwayatkan bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad SAW bersabda yang artinya sebagai berikut:
اِنَّ اللهَ حَرَّمَ الْجَنَّةَ عَلَى كُلِّ مُرَاءٍ "Sesungguhnya Allah mengharamkan surga bagi semua orang yang riya."
Penjelasan ini sebagaimana dilansir dari kitab Nashaihul al-Ibad yang diterjemahkan Abu Mujaddidul Islam Mafa dan diterbitkan Gitamedia Press, 2008.